Jakarta, (ANTARA News) - Kasus kebakaran depo Plumpang, milik Pertamina pada Sabtu malam, bisa mengindikasikan bahwa pemerintah segera merombak direksi perusahaan itu.

"Pergantian?Oh ya...itu wajar saja (ada pergantian)," kata Menneg BUMN Sofyan Djalil, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.

Sesuai ketentuan, Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham pemerintah di Pertamina memiliki kewenangan memberhentikan manajemen suatu perusahaan.

Isu pergantian direksi Pertamina dengan memberhentikan Direktur Utama Ari H Soemarno belakangan terus mencuat, sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan kecewa terhadap kinerja Pertamina karena tidak mampu mengatasi kelangkaan BBM.

Rumor pencopotan Ari Soemarno semakin kencang terkait dengan pemanggilan Menneg BUMN Sofyan Djalil, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Mensesneg Hatta Radjasa, dan Komisaris Utama Pertamina Jenderal (Purn) Pol Sutanto ke Cikeas, oleh Presiden, pada Sabtu malam.

Sofyan Djalil tidak mengungkapkan pertemuannya dengan Presiden di Cikeas tersebut.

Ia hanya menjelaskan, pergantian manajemen merupakan hal yang wajar. Tetapi Sofyan, tidak ingin rencana pergantian direksi Pertamina itu dikaitkan dengan kebakaran depo Plumpang.

"Yang namanya rencana itu (pergantian--red) selalu ada...cuma masalahnya kapan (realisasinya) belum tahu," tegasnya.

Informasi berkembang, sejumlah nama telah disebut bakal menggantikan posisi Ari Soemarno antara lain, dari luar Pertamina yaitu Kuntoro Mangkusubroto mantan Mentamben dan Ketua Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD.

Erry Riyana Hardjapamekas mantan Dirut PT Timah dan mantan Wakil Ketua Komisi KPK.

Sedangkan calon kuat dari internal perusahaan Sony Sumarsono mantan Direktur Umum dan SDM Pertamina, Maizar Rahman mantan Gubernur OPEC, Ahmad Faisal Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina.

Ketika ditanya soal dua nama yang menjadi kandidat terkuat dalam susunan calon tersebut yaitu Kuntoro, dan Erry Riyana, Sofyan Djalil menjawab, "Siapa bilang itu".(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009