Ada reaksi terbatas terhadap data lemah. Pasar lebih fokus pada prospek lebih banyak stimulus fiskal

Tokyo (ANTARA) - Dolar memulai pekan ini dengan mundur pada perdagangan Senin pagi, setelah data pekerjaan Amerika Serikat yang lemah hanya memperkuat ekspektasi paket ekonomi baru, sementara pound Inggris mengamati pembicaraan perdagangan terakhir antara Inggris dan Uni Eropa.

Indeks dolar sedikit berubah pada 90,783, setelah mencapai level terendah 2,5 tahun di 90,471 pada Jumat (4/12). Euro berpindah tangan pada 1,2126 dolar, setelah naik pada Jumat (4/12) ke level 1,2177 dolar, level yang terakhir terlihat pada April 2018.

Data pekerjaan AS pada akhir pekan lalu menunjukkan penggajian (payrolls) non-pertanian meningkat 245.000 bulan lalu, kenaikan terkecil sejak Mei, sebagai tanda pemulihan pekerjaan kehilangan momentum di tengah gelombang ketiga infeksi virus corona.

Namun para pedagang menganggap data itu memberi tekanan pada Washington untuk mengeluarkan stimulus putaran baru guna membantu ekonomi yang dilanda virus corona, menjaga selera risiko secara keseluruhan tetap utuh dan membatasi kenaikan dolar AS terhadap mata uang berisiko.

“Ada reaksi terbatas terhadap data lemah. Pasar lebih fokus pada prospek lebih banyak stimulus fiskal,” kata Shinichiro Kadota, ahli strategi mata uang senior di Barclays Capital.

Pembicaraan yang ditujukan untuk memberikan infus baru bantuan virus corona mengumpulkan momentum di Kongres AS pada Jumat (4/12/2020), ketika sekelompok anggota parlemen bipartisan bekerja untuk menyelesaikan sentuhan akhir pada RUU bantuan 908 miliar dolar AS yang mereka harap dapat diselesaikan minggu ini.

Momok pinjaman baru meningkatkan imbal hasil obligasi AS 10-tahun ke tertinggi 8,5 bulan di 0,986 persen pada Jumat (4/12), membantu mengangkat dolar terhadap yen menjadi 104,20 yen.

Yuan di pasar global berdiri di 6,5140 per dolar, sedikit di bawah level tertinggi 2,5 tahun di 6,5070 yang ditetapkan pada Jumat (4/12).

Sterling diperdagangkan sedikit berubah pada 1,3415 dolar, mundur dari level tertinggi 2,5 tahun di 1,3540 dolar yang disentuh pada Jumat (4/12/2020) ketika investor melihat pembicaraan antara Inggris dan UE minggu ini untuk menghindari perpisahan yang kacau di akhir tahun.

Sebelumnya, sterling jatuh ke level 1,3360 dolar setelah pembicaraan akhir pekan terhenti karena tiga masalah pelik.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyden akan mengadakan panggilan telepon pada Senin malam dengan harapan, pada saat itu, perbedaan atas perairan hak penangkapan ikan di sekitar Inggris Raya, persaingan yang adil dan cara-cara untuk menyelesaikan perselisihan di masa depan akan semakin menyempit.

"Meskipun sulit untuk memprediksi bagaimana negosiasi akan berjalan, saya menduga sterling akan didukung dengan baik kecuali kita memiliki gangguan total dalam pembicaraan," kata Kadota dari Barclays.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020