Wartawan ANTARA di Trenggalek, Senin, melaporkan bahwa bencana alam itu terjadi sejak Minggu (23/5) sekitar pukul 18.00 WIB hingga Senin (24/5) pagi. Awalnya, air luapan sungai Tawing hanya menggenangi beberapa desa di Kecamatan Kampak.
Namun, karena hujan lebat terus mengguyur kawasan tersebut hingga dini hari, maka banjir menjadi semakin parah dan sulit dikendalikan.
"Kami baru mendapat laporan sekitar pukul 21.00 WIB. Banjir saat itu masih terjadi di Kampak, namun setelah itu meluas ke Gandusari," kata Kabid Penanggulangan Bencana Kantor Kesatuan, Kebangsaan, Politik, dan Lintas Masyarakat (Kesbangpol Linmas) Kabupaten Trenggalek, Maryono.
Belum ada laporan korban jiwa dalam kejadian itu, namun banjir bandang yang merendam belasan desa di dua kecamatan itu ditaksir menyebabkan kerugian material cukup besar.
Dampak banjir itu paling dirasakan oleh masyarakat yang bekerja di sektor pertanian, perkebunan, serta usaha kerajinan kecil-menengah.
"Salah satunya usaha kerajinan genteng. Banyak genteng para perajin di sini yang rusak karena terendam banjir semalam," katanya.
Hingga berita ini ditulis, beberapa titik banjir mulai menyusut, namun air luapan Sungai Tawing dan sejumlah kawasan perbukitan di Kecamatan Kampak serta Munjungan itu masih terus bergerak menuju desa-desa di dataran lebih rendah.
"Biasanya, air akan mengalir ke Sungai Bendo yang ada di perbatasan Kecamatan Gandusari dan Pogalan. Setelah sampai di Sungai Bendo, air buangan banjir dari Kampak dan Gandusari itu akan dialirkan menuju Bendungan Niama (Kabupaten Tulungagung)," katanya.
Selain merendam ratusan rumah penduduk serta merusak lahan-lahan pertanian dan perkebunan, hujan deras yang mengguyur sejak Minggu (23/5) sore hingga Senin (24/5) dinihari itu juga menyebabkan jalur antarkecamatan Kampak-Munjungan tertimbun longsor.
Akses utama menuju kawasan paling selatan di Kabupaten Trenggalek itu sekarang nyaris putus total, karena kendaraan roda dua dan roda empat tidak bisa melintas akibat badan jalan masih tertimbun longsor cukup parah.
Ia mengatakan banjir bandang yang terjadi kali ini lebih parah dibandingkan dengan bencana yang sama pada 5 Mei lalu. Meski tak sampai merenggut korban jiwa, volume banjir dan luas kawasan yang terendam saat ini lebih banyak dengan konsentrasi di kawasan padat penduduk.
"Untungnya, banjir tidak datang dengan tiba-tiba. Kami dan warga Gandusari lain terus berkoordinasi dengan warga Kampak sebelum banjir kiriman dari sungai Tawing sampai ke pemukiman di sini," katanya di sela-sela pekerjaannya membersihkan sisa banjir yang menggenangi rumahnya.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010