Pontianak (ANTARA News) - Koordinator Program World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia Kalimantan Barat, Hermayani Putera, menyatakan ada empat spesies penyu yang pernah bertelur di Pulau Belimbing, Kabupaten Sambas.
"Tapi akibat gangguan manusia, dari empat spesies, yakni penyu hijau, penyu belimbing, penyu sisik, dan penyu lekang, hanya tinggal penyu hijau dan sisik masih bertelur di Pulau Belimbing dan merupakan endemik Paloh," kata Hermayani Putera di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan, gangguan manusia tersebut berupa semakin maraknya perburuan telur penyu untuk konsumsi karena diyakini memiliki protein yang tinggi.
"Padahal menurut penelitian, protein yang dikandung telur penyu tidak lebih tinggi dari kandungan protein telur ayam ras," katanya.
Hasil survei juga menunjukkan bulan Mei hingga Agustus termasuk musim puncak penyu bertelur, yaitu bisa mencapai 1.500 sarang per bulan di 5 kilometer "hot spot" penyu bertelur.
Hermayani berharap, semua pihak baik masyarakat dan instansi terkait agar meningkatkan pengawasan di sepanjang musim penyu bertelur agar habitatnya tetap bisa bertahan.
Pantai di Kecamatan Paloh sepanjang 63 kilometer, 34 kilometer diantaranya merupakan wilayan penyu bertelur.
Sebelumnya, Jumat (7/5) Satuan Polisi Kehutanan Reaksi Cepat Kalbar mengamankan sebanyak 9.000 butir telur penyu di kawasan zona bebas Indonesia, Kabupaten Bengkayang - Malaysia, yang siap diseludupkan ke negara tetangga itu. (A057/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010