Sukabumi (ANTARA News) - Jumlah penderita penyakit malaria di Desa Loji Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terus bertambah dan sekarang sudah 23 orang yang terjangkiti.

Menurut Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Dadang Sucipta, di Sukabumi Minggu, sebelumnya jumlah penderita hanya 16 orang.

Bertambahnya jumlah warga yang terkena malaria karena ada tujuh orang warga Desa Loji Kecamatan Simpenan yang baru pulang setelah bekerja di tambang Provinsi Aceh.

"Mereka pulang secara bergelombang dari Aceh," ujarnya.

Menurut dia, puluhan warga yang terkena malaria sebelumnya menderita gejala yang sama, tetapi mereka tidak mendapatkan pemeriksaan yang layak saat berada di Aceh sehingga baru terdeteksi terkena malaria ketika sudah pulang ke Kabupeten Sukabumi.

"Mereka sudah ditangani secara maksimal oleh petugas di lapangan. Mereka diminta untuk tidak keluar rumah dulu untuk menghindari gigitan nyamuk," kata Dadang.

Dadang mengatakan, bila ada yang mengalami kondisi parah, maka mereka akan segera di bawa ke rumah sakit. Namun, saat ini kondisi para penderita malaria masih relatif stabil karena sudah mendapatkan pengobatan.

Ia menyebutkan, Kecamatan Simpenan merupakan daerah endemis malaria, bahkan nyamuk di daerah Simpenan juga positif menyebarkan malaria, sehingga petugas di lapangan berupaya mewaspadai penyebaran penyakit malaria.

"Potensi penyebaran penyakit malaria di Simpenan makin bertambah setelah memasuki musim pancaroba. Apalagi banyak lagun di daerah pesisir pantai yang mengering dan menjadi tempat yang cocok untuk berkembangnya nyamuk," katanya seraya mengatakan Tegalbulleud dan Cisolok juga endemis malaria.

Selain mewaspadai malaria, kata Dadang, penyakit chikungunya dan demam berdarah dengue (DBD) juga patut diwaspadai saat musim pancaroba seperti saat ini.

Menurut dia, warga harus menjaga kebersihan lingkungannya dengan melakukan gerakan tiga M, yakni menguras bak mandi, menutup tempat yang menampung air dan mengubur peralatan yang tidak terpakai serta mengoptimalkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

(ANT/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010