Jambi (ANTARA News) - Induk harimau Sumatra (panthera tigris sumatrae) yang ditangkap di Desa Muara Imat, Kecamatan Batang Merangin, Kerinci, Jambi, masih dalam perawatan tim dokter hewan khusus karena cidera ketika berusaha meloloskan diri dari perangkap.
Ketika berusaha meloloskan diri dari perangkap pada Senin (17/5), harimau sepanjang 180 cm itu terluka kakinya dan dua taringnya patah. Lantaran perangkap kurang kuat, induk harimau yang memiliki 2 anak itu berhasil lolos dan tertangkap lagi.
Kini pihak Balai Taman Nasional Kerinci Seblat (BTNKS) dan tim Pelestarian Harimau Sumatera (PHS) sedang merawat harimau itu dengan intensif. Kondisi harimau tersebut sangat memprihatinkan dan kondisi badannya kurus, kata Kasi Teknis Konservasi Balai TNKS, Agussetia Sitepu Shut ketika dihubungi dari Jambi.
Penyembuhan dilakukan di tempat sepi. Menurutnya harimau dibawa ke pos TNKS, di Bukit Tapan, 18 kilometer dari Kota Sungai Penuh, Jambi, Jumat (21/5) lalu. Selama masa penyembuhan, harimau tersebut dimasukan dalam kerangkeng dan diselimuti selama sebulan. Lalu setelah itu akan dilepaskan kembali ke habitatnya di kawasan TNKS.
Sebelumnya, induk harimau Sumatra ini kembali tertangkap di Muara Imat, Kerinci, Senin (17/5). Panjang induk harimau ini 160 cm dan tertangkap sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, Senin (17/5). Harimau terperangkap di daerah jalan buntu, Desa Bedeng 12, Muara Imat, Kerinci yang terjebak di dalam kerangkeng milik Tim Tiger.
Manajer Lapangan Tiger Protection and Conservation Unit program kerja sama Flora Fauna Indonesia (FFI) dan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan Dian Risdianto mengungkapkan, setelah dilihat dari ciri-cirinya harimau itu pernah tertangkap dan lepas.
Ciri-cirinya ada luka di kupingnya dan bulu-bulu di punggungnya telah rontok.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010