Semarang (ANTARA News) - Maestro jazz Bubi Chen tak kehilangan "kesaktiannya" dalam memainkan musik walaupun aksinya di panggung harus dibantu sang istri, setelah pergelangan kaki kanannya diamputasi.
Dalam pergelaran konser mini bertajuk "A Wonderfull Jazz Evening with Bubi Chen and The Doctors" di Hotel Patra Jasa Semarang, Sabtu (22/5) malam, Bubi Chen membuktikan kemampuannya bersama maestro bidang ilmu yang saling berbeda.
Bubi Chen berkolaborasi bersama sejumlah dokter menunjukkan kebolehan dalam bermusik.
Bubi Chen tampak gagah dalam balutan jas dan topi pet hitam saat naik ke panggung, meski harus menggunakan kursi roda dan selalu didampingi oleh istri tercintanya.
Mengiringi permainan piano Bubi Chen, sejumlah dokter dan musisi Semarang telah siap dengan posisinya masing-masing, termasuk Prof dr Darmono penggagas konser itu yang kebagian mengawal vokal dan gitar.
Dentuman irama tembang "Autum Leaf" langsung menyeruak mengawali konser tersebut, disusul serentetan tembang berjudul "I Have a Dream", "Molindo Cafe", dan "Get Back".
Kepiawaian Bubi Chen dalam memainkan tuts-tuts piano ternyata tak terkikis oleh usia dan keterbatasannya, dan sang maestro jazz itu membuktikannya dengan sempurna.
Beberapa kali Bubi Chen memang harus dibantu istrinya agar bisa duduk dengan nyaman, mengingat keterbatasan fisik usai kehilangan kaki kanan akibat diabetes itu.
Beberapa kali pula istrinya terlihat naik ke atas panggung membantu Bubi dan kemudian turun kembali ke bangku penonton hingga membuat suasana konser itu terasa sangat menyentuh.
Irama lagu berbagai macam aliran musik, seperti jazz, klasik, pop, keroncong, dan dangdut juga masih sanggup dimainkan Bubi Chen dengan apik dan membuat penonton terkesima.
Saat melantunkan irama "Kopi Dangdut" yang justru dibawakannya tanpa bernuansa dangdut, para penonton langsung menyambutnya dengan tepuk tangan panjang tanda apresiasi pada sang maestro.
"Saya persembahkan konser ini untuk mereka semua yang telah merawat saya selama berada di rumah sakit," kata Bubi Chen di sela pementasannya.
Penggagas konser mini tersebut Prof dr Darmono mengatakan konsep acara itu adalah penggabungan antara seni dan ilmu pengetahuan dalam berkolaborasi bermain musik.
Darmono adalah dokter yang yang merawat Bubi Chen selama di Rumah Sakit Telogorejo Semarang dan mengakui telah lama mengidolakan maestro jaz kelahiran Surabaya, 9 Februari 1938 itu.
"Merawat orang sakit juga perlu seni agar pasien optimistis. Dokter tidak boleh hanya mengandalkan otak, namun juga perasaan, sehingga art dan science harus seiring," katanya.
Konser yang digagas Darmono itu hanya bagian kecil dari rangkaian acara Pertemuan Ilmiah Tahunan Endokrinologi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta pada 21-23 Mei di Semarang.
Darmono juga mengakui permainan musik yang tidak berjalan seimbang mengingat kepiawaian Bubi yang tidak tertandingi, tetapi konser itu lebih sebagai bentuk keakraban, bukan semata-mata pertunjukan.
(U.KR-ZLS/S018/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010