Jakarta, (ANTARA News) - Kabar duka itu akhirnya tiba. Mantan Ibu Negara Hasri Ainun Habibie berpulang ke Rahmatullah setelah menjalani sembilan kali operasi pengangkatan tumor di paru-parunya.
Dari sembilan operasi tersebut empat merupakan operasi utama sedangkan sisanya merupakan eksplorasi, yang dilakukan oleh para dokter rumah sakit Ludwig-Maximilians-Universitat, Klinikum Gro`hadern, Munich, Jerman.
Namun, setelah menjalani serangkaian operasi, Tuhan mempunyai rencana lain, Ainun Habibie wafat hari Sabtu (22/5) pada pukul 17.30 waktu Jerman di Munich, Jerman atau pukul 22.30 WIB.
Istri dari Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie, mempunyai nama lengkap dr. Hasri Ainun Habibie. Ia merupakan anak keempat dari delapan bersaudara keluarga Almarhum H Mohammad Besari yang lahir di Semarang, 11 Agustus 1937.
Nama Hasri Ainun yang diberikan keluarganya mempunyai arti mata yang indah.
Setelah menamatkan kuliahnya di Fakultas Kedokteran di salah satu universitas di Jakarta, Ainun sempat bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
Pada 12 Mei 1962, Ainun menikah dengan BJ. Habibie dan dikaruniai dua orang anak yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Semasa hidupnya, Ainun dikenal sebagai istri yang setia dan telaten menjaga suami dan anak-anaknya. Ainun juga dikenal ramah dan murah senyum.
Keponakan Ainun Habibie, Adri Soebono, mengatakan, dirinya sangat dekat dengan almarhumah yang dinilainya mempunyai rasa keibuan yang sangat kuat.
Mengaku pernah tinggal bersama keluarga BJ.Habibie selama delapan tahun di Jerman saat berusia 14 tahun, Adri Soebono mengatakan, ia tetap mengingat "semua momen" kebersamaannya dengan Ainun Habibie.
"Semua momen itu saya ingat," ujar promotor musik Java Musikindo ini.
Di lain waktu, peraih titel dokter ini pernah terlihat membantu seorang wartawan yang kesulitan mewawancarai Habibie. Tanpa sungkan dia mengambil alat perekam sang wartawan dan menyetorkannya ke dekat mulut sang suami.
Peristiwa ini pun membuat Nina Akbar Tanjung turut berkomentar, "Lihat, Ibu Habibie sedang mewawancarai Pak Habibie."Kesan itulah yang membekas di hati banyak orang hingga kini.
Maka tidak heran ketika berita sang mantan ibu negara sakit beredar, berbagai doa dan simpati disampaikan, baik dan dalam maupun luar negeri kepada keluarga Habibie.
Seperti diberitakan sebelumnya pada 24 Maret 2010, Hasri Ainun Habibie masuk ke rumah sakit Ludwig-Maximilians-Universitat, Klinikum Gro`hadern, Munchen, Jerman.
"Ny. Ainun berada di bawah pengawasan direktur Rumah Sakit Prof Dr Gerhard Steinbeck, yang juga spesialis penyakit jantung," kata Counsellor Sosbud KBRI Berlin Agus Priono.
Ia menuturkan, KBRI Berlin, KJRI Frankfurt dan KJRI Hamburg melakukan langkah koordinasi dalam memberikan bantuan dan dukungan bagi pendampingan B.J. Habibie, dalam upaya menunggu Ny. Ainun Habibie selama di rumah sakit.
Menurut Agus Priono, pendampingan B.J. Habibie dilakukan Perwakilan, selain memantau terus menerus kondisi kesehatan Ny. Habibie dan juga memberikan dorongan moral kepada mantan orang nomor satu di Indonesia itu.
Sementara itu Anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang pembangunan dan otonomi daerah Ginandjar Kartasasmita yang menjenguk langsung Ainun di rumah sakit di Munich mengatakan "Pada dasarnya Ibu Ainun, sudah agak lama sakit paru, sudah lama tidak menganggu namun Maret lalu merasa sakit di abdomen, saat diperiksa di sini segera diperiksa ke Jerman, setelah diperiksa dan operasi terdapat tumor, jadi ambil tindakan operasi," katanya.
Ginandjar juga menyampaikan pesan mantan Presiden Habibie agar masyarakat Indonesia mendoakan pemulihan Ibu Ainun. Pengobatan mantan Ibu Negara itu, kata Ginanjar mengutip kata-kata Habibie, berasal dari asuransi kesehatan yang dimiliki keluarga Habibie di Jerman.
"Bila tumor di abdomen bisa diangkat Ibu Ainun akan memulihkan diri enam sampai delapan minggu dan kemudian kemoterapi bagi tumor yang tidak bisa diangkat, ini tindakan yang tidak mudah," katanya.
Dubes RI Berlin Eddy Pratomo dalam beberapa kali kunjungan mengakui, Ny. Ainun masih membutuhkan perawatan yang cukup intensif dan perlu waktu bagi kesembuhannya.
Selain itu, Dubes juga memberikan dukungan untuk BJ Habibie dan kesiapan Perwakilan untuk membantu bila diperlukan.
Peralatan kedokteran yang sangat canggih di Rumah Sakit tersebut, banyak membantu meringankan penderitaan Ny Ainun, ujarnya.
Masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya juga secara khusus melakukan doa bersama di Masjid Alfalah Berlin bagi kesembuhan Ny. Hasri Ainun Habibie, demikian Agus Priono.
Sedangkan di dalam negeri, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Wapres Boediono terus memantau perkembangan kesehatan mantan Ibu Negara Hasri Ainun Habibie yang kondisinya kritis dan terus memburuk dalam perawatan.
Namun, kemudian tersiar kabar bahwa alat bantu yang melekat di tubuh mantan ibu negara Ainun Habibie yang terbaring kritis di rumah sakit di Jerman, akhirnya dilepas dan keluarga baik yang berada di Jerman maupun di Jakarta sudah pasrah kepada kehendak Tuhan serta meminta agar seluruh rakyat Indonesia mendoakan yang terbaik untuk ibu Ainun Habibie.
Berpulangnya mantan Ibu negara
Ibu Ainun yang menderita penyakit dan mengakibatkan beberapa komplikasi, akhirnya meninggal dengan tenang didampingi oleh Bapak BJ Habibie dan dikelilingi keluarga dan kerabat terdekat yang dia cintai.
"Pak Habibie saat itu dampingi ibu hingga di saat terakhir, jadi di akhir kepulangan ibunda Pak Habibie selalu berada di sana (samping Ainun)," ujar perwakilan keluarga BJ Habibie, Ahmad Watik Pratiknya,
Ia juga mengatakan bahwa almarhumah Ibu Ainun Habibie merupakan seorang istri dan ibu yang mendedikasikan hidupnya kepada kepentingan suami.
"Saya melihat beliau seorang istri dan ibu yang mendedikasikan hidupnya untuk kepentingan suami dan anak-anak," ujarnya di rumah duka keluarga BJ Habibie.
Ia menambahkan, sebagai ahli penyakit anak, Ibu Ainun justru lebih memilih jalan hidup untuk membesarkan anak-anak dan mendampingi Pak Habibie. "Padahal ibu termasuk pintar," ujar Direktur Eksekutif The Habibie Center ini.
Menurut dia, Ibu Ainun juga memiliki jiwa sosial tinggi, terutama dengan dibentuknya yayasan beasiswa ORBIT dan Bank Mata untuk penyantun Mata Tunanetra oleh istri presiden ketiga RI ini.
Untuk itu, dalam rangka mengenang kepergian Almarhumah, Ahmad mengatakan sebaiknya ucapan belasungkawa tidak berupa karangan bunga, namun dimohon untuk menyumbangkan kepada yayasan yang selama hidupnya memang berati bagi Ibu Ainun.
"Ini ada dua maksud agar melestarikan amal sosial bagi ibu. Yang kedua, bagi yang menyumbang juga lebih berarti karena kalau hanya rangkaian bunga tidak lama paling dibuang," ujarnya.
Kerabat dekat keluarga yang juga mantan anggota DPR Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, almarhumah adalah seseorang yang peduli terhadap sesamanya dan tidak sombong walau merupakan mantan ibu negara.
"Ia memiliki sifat mendasar tidak bisa melihat orang susah, mempunyai ingatan kuat dan merupakan sosok yang sederhana," ujar Ali yang memanggil almarhumah dengan panggilan "tante".
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun menyampaikan belasungkawa yang besar atas meninggalnya Ibu Hasri Ainun Habibie, istri mantan presiden RI BJ Habibie di usia 72 tahun.
"Tentu saja Presiden menyampaikan belasungkawa yang mendalam. Informasi meninggalnya Ibu Ainun telah dilaporkan ke Presiden, dan beliau masih melakukan koordinasi dengan Wapres Boediono," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha.
Menurut pihak keluarga, Presiden telah memerintahkan pengiriman pesawat untuk menjemput jenazah, yang akan berangkat dari Indonesia besok dan diharapkan tiba di Jerman pada hari Senin.
Jenazah almarhumah akan tiba di tanah air, Rabu Pagi (26/5) dan menurut rencana dilaksanakan Rabu sore di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.
Selamat Jalan, Ibu Ainun. (*)
(T.S034*A051/R009)
Oleh Oleh Satyagraha dan Amie Fenia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
kami sayaaang ibu