Bandung (ANTARA News) - Ketua Pemenangan Pemilu DPP Partai Hanura Yuddy Chrisnandi melihat figur Anas Urbaningrum paling pas untuk memimpin Partai Demokrat 2010-2015 dibandingkan dua calon lain, Andi Mallarangeng dan Marzuki Alie.
"Saya melihat sosok Anas paling pas karena banyak kemiripan dengan karakter pendiri dan ketua dewan pembina Partai Demokrat, Pak Yudhoyono," kata Yuddy saat dihubungi per telepon dari Bandung, Sabtu, mengomentari perhelatan Kongres II Partai Demokrat.
Yuddy bersama pimpinan partai lain hadir dalam acara pembukaan Kongres II Partai Demokrat di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Jumat malam (21/5).
Mantan anggota Komisi I DPR-RI itu mengatakan dari perkembangan pelaksanaan kongres, tinggal dua calon yang kuat yakni Anas dan Andi.
"Siapapun yang terpilih mudah-mudahan tidak keluar dari dua nama itu karena mereka merepresentasikan pemimpin kaum muda yang keterpilihannya akan memengaruhi dinamika politik partai-partai lain menyongsong regenerasi kepemimpinan bangsa pada 2014," katanya.
Sebagai politisi, Yuddy mengaku sangat berkepentingan bahwa salah satu dari mereka akan mendorong semangat bagi kemunculan generasi muda untuk memimpin.
Mantan fungsionaris DPP Partai Golkar yang pernah mencalonkan diri sebagai presiden itu mengatakan dari dua nama calon Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang merepresentasikan tokoh muda itu, Anas relatif lebih lengkap dan memadai dalam kepemimpinannya.
"Itu akan memberikan nilai tambah yang positif bagi Partai Demokrat," kata Yuddy.
Yuddy menegaskan, calon-calon lain selain Anas, baru besar ketika sudah ada Partai Demokrat sedangkan ketokohan Anas sudah dikenal luas dan cukup besar, jauh sebelum ada Partai Demokrat.
"Saya sangat senang bila Anas terpilih karena bisa menjadi mitra kompetisi yang seimbang pada Pemilu 2014," katanya.
Mengenai tata cara pemungutan suara secara elektronik (e voting) dalam pemilihan ketua umum yang bakal diterapkan dalam Kongres II Partai Demokrat, Yuddy mengatakan, cara itu belum tersosialisasi dengan baik tetapi mudah-mudahan dapat berjalan secara obyektif. (B009/I006)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010