Bandung (ANTARA News) - Ke mana Partai Demokrat akan dibawa?. Itulah pertanyaan besar yang coba dijawab dalam kongres II di sebuah hotel di kawasan Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 21-23 Mei 2010.
Jawaban yang bakal mereka sepakati itu akan ditentukan oleh 1.245 peserta kongres, sebagian bergantung dari dinamika dan pandangan umum peserta yang disarikan melalui dewan pengurus pusat, daerah, dan canbang seluruh provinsi dan sebagian (besar) lagi tentu dari Susilo Bambang Yuhoyono selaku Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
Dalam posisinya sebagai pendiri Partai Demokrat pada 9 September 2001 (bertepatan dengan HUT Yudhoyono ke-52) dan ketua dewan pembina, Yudhoyono memberikan arah, visi dan misi, serta program kerja partai, termasuk "restu" siapa yang akan menjadi Ketua Umum DPP Partai Demokrat periode 2010-2015.
Sebagai partai, adalah wajar bila kekuatan politik pemenang Pemilu 2009 itu ingin mempertahankan posisinya sebagai "the ruling party" pada Pemilu 2014 bahkan berusaha mendongrak target perolehan suara menjadi 30 persen atau naik hampir 10 persen dari hasil yang ditoreh pada pemilu tahun lalu sebesar 20,85 persen atau 21.703.137 suara dari total 104.095.847 suara.
Saat membuka kongres II, Yudhoyono menyampaikan harapan untuk Partai Demokrat bisa menjadi partai tengah yang kuat dan modern.
Sebuah kenyataan politik bahwa Partai Demokrat ke depan tidak akan bisa lagi menjadi kendaraan politik bagi Yudhoyono setelah dua kali menjadi presiden tetapi untuk memastikan bahwa Yudhoyono akan mencapai garis finis di tahun 2014.
Ia tentu akan mengeksplorasi kekuatan tunggangannya di partai itu termasuk mempersiapkan kader bahkan bukan tak mungkin istrinya, Ani Yudhoyono, akan menjadi penerusnya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan mendatang.
Saat menyampaikan pidato pembukaan kongres yang terbuka buat wartawan, Yudhoyono menyampaikan hal normatif mengenai keinginan dan harapannya kepada Partai Demokrat untuk banyak membangun dan menata diri.
"Kami juga tengah meletakkan dasar-dasar budaya politik yang baik, termasuk nilai dan perilaku politik yang beretika dan disiplin partai yang dipatuhi bersama. Kami masih harus bekerja keras untuk membangun infrastruktur partai, yang mencerminkan sosok partai yang modern," katanya.
Selain itu, Partai Demokrat, lanjutnya, juga terus berupaya meningkatkan kepemimpinan dan manajemen partai, agar Partai Demokrat terus berkembang menjadi kekuatan politik yang tangguh dan dedikatif.
"Dan, di atas segalanya, keluarga besar Partai Demokrat ingin terus meningkatkan pengabdian kami, kepada seluruh Rakyat Indonesia. Kongres ke-2 Partai Demokrat ini, dapat juga dimaknai sebagai mata rantai, dalam mewujudkan cita-cita kami menjadi partai tengah yang kuat dan modern," katanya disambut tepuk tangan hadirin.
Dalam rapat-rapat paripurna dan rapat komisi yang sayangnya bakal tertutup bagi wartawan --dalam jadwal acara kongres, hanya pembukaan dan penutupan yang disebutkan terbuka bagi wartawan-- tentu keinginan dan harapan seperti itu bakal dijabarkan dalam rencana aksi, program kerja, dan tentu saja agenda utamanya memilih ketua umum baru.
Selain memilih ketua umum baru, Ketua Umum DPP Partai Demokrat periode 2005-2010 Hadi Utomo saat memberi sambutan pada pembukaan menyebutkan sejumlah agenda penting dalam kongres II itu adalah menetapkan struktur organisasi baru, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, garis besar, strategi dan rencana aksi, serta penyelenggaraan kongres yang harus cerminkan budaya dan etika demokrat.
Hadi juga bahwa kongres II akan memusyawarahkan bersama dalam menetapkan kembali Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
Sama seperti arahan Yudhoyono, Hadi mengatakan bahwa kongres II merupakan langkah awal untuk mewujudkan Partai Demokrat untuk menjadi partai yang besar, kuat, dan modern.
Meskipun amanat dalam kongres I di Bali untuk memenangkan Pemilu 2009 dan memenangkan kembali Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden telah membuahkan hasil yang memuaskan tetapi masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki apalagi keberadaan Partai Demokrat belum genap satu dasa warsa.
Generasi baru
Sebagaimana lazimnya perhelatan forum tertinggi partai, isu sentral dalam kongres, munas, atau muktamar adalah siapa yang bakal terpilih sebagai nakhoda.
Muncul sejumlah tanda-tanda, misalnya, beberapa saat sebelum pembukaan kongres, peserta disuguhkan film dokumentasi kilas balik Partai Demokrat tetapi isinya seratus persen tentang prestasi dan kelebihan-kelebihan Hadi Utomo dalam memimpin Partai Demokrat. Apa hal itu bisa menjadi isyarat bahwa dia bakal terpilih lagi atau setidaknya masih berminat memimpin partai?
Menurut Direktur Eksekutif "Reform Institute" Yudi Latif baru-baru ini, peluang Hadi Utomo masih cukup terbuka untuk terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Ia memastikan Yudhoyono memiliki agenda untuk tetap menampatkan jajaran keluarga di posisi elite Partai Demokrat sekaligus untuk melakukan kontrol terhadap arah partai.
"Yudhoyono selama ini tidak memperlihatkan dukungannya secara eksplisit, sebaliknya mendorong kader-kader partai itu untuk berkompetisi namun bila arus bawah tak terkontrol peluang skenario penempatan calon alternatif itu cenderung lebih besar peluangnya," kata Wakil Rektor Universitas Paramadina Jakarta itu.
Hadi Utomo lebih berpeluang kembali memimpin partai Demokrat dengan dalih mempertahankan keutuhan partai. Bagaimanapun, kata Yudi, Presiden Yudhoyono saat ini membutuhkan stabilitas Partai Demokrat yang terjaga pada saat kondisi koalisi pemerintahannya yang masih kerap tergoncang.
Tanda-tanda lain adalah begitu optimistisnya tiga kandidat yang telah terang-terangan mencalonkan diri, Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, dan Marzuki Alie, untuk terpilih dalam kongres bahkan dalam satu putaran.
Berdasarkan data dari panitia kongres, dalam pemilihan ketua umum Partai Demokrat, setidaknya akan ada sebanyak 531 suara yang terdiri atas 497 DPC, 33 DPD, dan satu suara dewan pimpinan pusat (DPP).
"Saya tidak mau sebutkan angka dukungan DPD maupun DPC, tetapi untuk menang satu putaran, saya kira cukup," kata Anas Urbaningrum yang juga Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI.
Kongres II ini merupakan pertaruhan kapasitasnya sebagai salah satu Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik yang masih disandangnya. Ia mengklaim hubungan dirinya dengan kalangan DPD maupun DPC sudah berlangsung lama bukan.
Andi Mallarangeng yang menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga mengibaratkan peluang dirinya dengan perlombaan atletik.
"Ibarat pertandingan atletik saat ini sudah pada lap terakhir dan posisi saya jauh di depan dari kandidat lainnya.Saya optimistis bisa menang satu putaran," katanya.
Marzuki Alie yang juga Ketua DPR optimistis bisa memenangkan pemilihan karena dukungan yang kuat dari DPD dan DPC terhadapnya.
Ia mengklaim sampai saat ini ada sebanyak 307 DPD dan DPC yang memberikan kepercayaan agar dirinya memimpin Partai Demokrat selama lima tahun ke depan.
Pertanyaan buat Marzuki adalah ketika dia terpilih sebagai Ketua DPR, ia melepas jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat.
Dari tanda-tanda itu, ketua dewan pembina pun berpesan kader Partai Demokrat tidak mudah diadu domba satu sama lain saat menghadapi persaingan untuk memperebutkan kursi ketua umum.
Dalam sebuah perhelatan politik, situasi internal partai akan menjadi sangat dinamis, ketegangan dan benturan aspirasi tidak bisa dihindarkan dan hal semacam itu, ia pandang wajar.
Dengan situasi itu, ia mengajak seluruh kader Partai Demokrat untuk tetap menjaga martabat dalam mewujudkan etika dan moral politik yang baik.
"Betapapun kerasnya sebuah kompetisi, janganlah melampaui batas-batas kepatutan. Cegah dan hindari praktik menghalalkan segala cara, sikap tidak ksatria, politik uang dan kekerasan-kekerasan yang tidak semestinya. Dan, satu lagi, jangan sampai saudara-saudara teradu domba satu sama lain," katanya.
Arahan Yudhoyono seperti itu sejalan dengan keyakinan Ketua Dewan Penasihat Generasi Muda Demokrat Alex Asmasoebrata bahwa Yudhoyono dipastikan netral pada kongres.
"Bila ada yang mengklaim mendapat restu dari SBY, saya yakin itu tidak benar," katanya.
Yang jelas, dari tanda-tanda itu, kemungkinan muncul generasi baru dalam kepemimpinan di Partai Demokrat terbuka meskipun tetap dalam kendali sang ketua dewan pembina.(B009/A041)
Oleh Budi Setiawanto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010