Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil mengusulkan agar pemberian vaksin bagi warga dengan memanfaatkan gedung-gedung besar, seperti gedung pertemuan, ruang serba guna, dan GOR bulu tangkis.
"Usulan tersebut sudah kami sampaikan kepada Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko," kata M Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil di Bandung, Sabtu.
Penggunaan gedung besar, kata Kang Emil, untuk meminimalisasi antrean atau kerumunan masyarakat di Puskesmas, sebab jumlah Puskesmas yang ada tidak memadai. Setiap satu orang estimasi proses pemberian vaksinnya selama 45 menit yang berpotensi terjadi antrean, sehingga perlu dibuat aturan yang lebih realistis.
Baca juga: Moeldoko sebut penanganan COVID-19 di Jabar berjalan baik
Baca juga: Sekda Jabar tekankan pentingnya sosialisasi sebelum vaksinasi COVID-19
"Usulan Jabar adalah menggunakan gedung-gedung besar, seperti gedung pertemuan dan gedung olahraga. Mudah-mudahan itu bisa dipahami dan disetujui," kata Kang Emil.
Dalam pertemuan dengan Kepala Staf Kepresidenan tersebut juga dibahas mengena pemulihan ekonomi hingga kesiapan dan kondusifitas pemerintah pusat dan daerah dalam penanganan COVID-19.
Kang Emil mengatakan pembaruan data kasus yang lama kerap menimbulkan persepsi adanya lonjakan kasus dalam sehari, padahal kasus lama yang baru diumumkan. Jadi bukan ledakan satu hari. Masalah itu masih mengemuka dan kami minta pemerintah pusat menyempurnakan," kata Kang Emil.
Kang Emil menjelaskan bahwa pertemuan dengan Kepala Staf Kepresidenan juga membahas pentingnya komunikasi publik oleh tokoh masyarakat terkait vaksin.
Ia berharap para tokoh masyarakat dan tokoh agama bisa memberikan edukasi atau meneruskan informasi terkait vaksinasi. "Beliau (Moeldoko) tadi juga bertemu dengan Aa Gym, itu bisa menguatkan keyakinan kepada masyarakat jika tokoh utamanya mengikuti vaksinasi," ujar Kang Emil.
Selain itu, Kang Emil juga melaporkan kesiapan Pemprov Jabar menjelang Pilkada Serentak pada 9 Desember 2020. "Semua protokol kesehatan dan prosedur mengurangi antrean dan durasi datang di satu tempat sudah kami siapkan, termasuk inovasi e-rekapitulasi, menghitung suara tanpa berlama-lama, akan diinovasikan oleh KPU Jabar,” ucap Kang Emil.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan kunjungan kerjanya ke Jabar untuk berkomunikasi dan berkonsultasi secara langsung dengan gubernur terkait penanganan COVID-19 dan vaksinasi.
"Pada dasarnya penanganan COVID-19 di Jabar berjalan dengan baik. Antisipasi gubernur sudah memadai, kendali operasi juga berjalan baik dan efektif. Namun, COVID-19 masih menjadi ancaman. Kenyataannya secara nasional ada kenaikan, jadi kita dituntut bekerja lebih," kata Moeldoko.
Baca juga: Survei 16 persen publik tolak vaksinasi, Erick: Kita tidak paksa
Ia mengaku diskusi dengan Gubernur Jabar, kira-kira bagaimana implementasi saat vaksin datang. Ada beberapa catatan, lama vaksinasi, menunggu setelah disuntik, hingga kapasitas Puskesmas. Ini akan dikalkulasi dengan baik.
Moeldoko juga menyoroti pentingnya melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam sosialisasi vaksinasi. "Tokoh agama/masyarakat bisa menjadi model pada saat vaksin pertama kali, sehingga ini memberikan keyakinan dan kepastian kepada masyarakat tentang vaksin itu sendiri,” kata Moeldoko.
Moeldoko menerangkan satu penekanan dari Presiden agar kepala daerah lebih mengendalikan urusan COVID-19 ini lebih kencang lagi. Kendali kepala daerah perlu ditingkatkan. "Saya yakin pak gubernur sudah bisa menjalankan dengan baik," ucapnya.
Sementara itu, usulan menggunakan gedung besar untuk proses pemberian vaksin telah disampaikan oleh Kang Emil saat mendampingi Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin dan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dalam agenda peninjauan pemberian vaksin COVID-19 di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi pada Kamis, 19 November 2020.
Sebelumnya Kang Emil juga telah memantau langsung simulasi sistem pemberian vaksin COVID-19 yang digelar Pemprov Jabar di Puskesmas Poned Tapos, Kota Depok, Kamis, 22 Oktober 2020.
Baca juga: Erick Thohir sebut ada kemungkinan zona merah jadi prioritas vaksin
Baca juga: Pemerintah siapkan vaksin untuk tenaga medis hingga masyarakat miskin
Simulasi merupakan respons cepat terhadap pembelian vaksin oleh pemerintah pusat. Kang Emil mengikuti semua rangkaian simulasi, mulai dari skrining, cuci tangan, pemeriksaan administrasi, pemeriksaan kesehatan, proses penyuntikan, sampai menunggu 30 menit untuk melihat reaksi vaksin.
Dari simulasi tersebut, Pemprov Jabar juga fokus meningkatkan kesiapan storage vaksin (kulkas/alat pendingin) serta tenaga kesehatan maupun penyuntik vaksin.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020