Tawz, Yaman (ANTARA News/AFP) - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh hari Jumat menawarkan pembentukan pemerintah persatuan nasional dengan oposisi dan mengumumkan amnesti bagi gerilyawan Syiah dan separatis selatan yang ditahan.
Dalam pidato yang disiarkan televisi menjelang peringatan HUT ke-20 penyatuan Yaman pada Sabtu, Saleh mengundang semua kelompok politik di dalam dan luar negeri untuk melakukan "dialog nasional yang bertanggung jawab, dalam kerangka kelembagaan konstitusi".
"Berdasarkan dialog ini, ada kemungkinan untuk membentuk sebuah pemerintah yang mencakup semua partai politik berpengaruh yang terwakili di parlemen," kata Saleh, yang menyampaikan pernyataan itu di kota Taez, 230 kilometer sebelah baratdaya Sanaa.
Tawaran amnesti itu akan mempengaruhi sekitar 800 tahanan yang terkait dengan separatis selatan dan sekitar 2.000 gerilyawan atau simpatisan Syiah di wilayah utara.
Saleh mengatakan, bahwa Partai Sosialis Yaman (YSP), yang mengobarkan upaya pendirian lagi negara Yaman Selatan, akan menjadi mitra utama dalam dialog politik.
YSP adalah mitra utama dalam penyatuan Yaman paa 22 Mei 1990 namun kini menjadi oposisi dan sebagian besar pemimpinnya berada di luar negeri.
Partai-partai oposisi besar lain di parlemen mencakup partai Islamis Al-Islah, yang populer di kalangan suku yang membentuk tulang punggung masyarakat tradisional Yaman.
Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.
Kekerasan di Yaman bagian selatan meningkat dalam beberapa waktu terakhir ini ketika separatis yang memprotes pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh bentrok dengan pasukan keamanan yang menewaskan tiga polisi dan lima pemrotes.
Ketegangan meningkat di Yaman selatan setelah seorang pemrotes tewas ditembak polisi pada 13 Februari. Insiden itu menyulut kerusuhan dimana separatis membakar pertokoan milik orang utara dan berusaha memblokade sebuah jalan utama.
Pihak berwenang melakukan operasi keamanan dan menangkap sekitar 180 orang di provinsi-provinsi selatan.
Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah mendesak rakyat Yaman tidak mendengarkan seruan-seruan pemisahan diri, yang katanya sama dengan pengkhianatan.
Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.
Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaeda AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.
AQAP menyatakan pada akhir Desember, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.
Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaeda. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.
Sanaa menyatakan, pasukan Yaman membunuh puluhan anggota Al-Qaeda dalam dua serangan pada Desember.
Kedutaan Besar Inggris di Sanaa juga menjadi sasaran rencana serangan bunuh diri Al-Qaeda yang digagalkan aparat keamanan Yaman pada pertengahan Desember.
Sebuah sel Al-Qaeda yang dihancurkan di Arhab, 35 kilometer sebelah utara ibukota Yaman tersebut, "bertujuan menyusup dan meledakkan sasaran-sasaran yang mencakup Kedutaan Besar Inggris, kepentingan asing dan bangunan pemerintah", menurut sebuah pernyataan yang dipasang di situs 26Sep.net surat kabar kementerian pertahanan.
Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini. (M014/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010