Bogor (ANTARA News) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri menyambut positif usulan masyarakat memberi gelar pahlawan kepada almarhum Gesang. "Sebaiknya usulan diteruskan kepada pemerintah daerah (Pemda) setempat agar dipenuhi persyaratan administrasi dan pertimbangan sejarahnya," katanya seperti disampaikan Tenaga Ahli Menteri Sosial (Mensos) Bidang Hubungan Media dan Tata Kelola Pemerintahan Drs Sapto Waluyo MSc melalui pesan singkat kepada ANTARA dari Beijing, Jumat malam.
Pernyataan Mensos itu disampaikan dalam perjalanan pulang dari kunjungan ke Republik Rakyat China (RRC) untuk memenuhi undangan sejawatnya Mensos RRC Li Xueju.
Mensos mencontohkan bahwa Wage Rudolf (WR) Supratman dan Ismail Marzuki adalah contoh tokoh seni-budaya yang memberi kontribusi besar dalam sejarah, yang kemudian ditetapkan mendapat gelar pahlawan nasional.
Ia menjelaskan, usulan Pemda tersebut selanjutnya dibahas Kementerian Sosial dan hasilnya diserahkan ke Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Kehormatan. "Usulan Dewan Gelar akan ditetapkan langsung Presiden," katanya.
Saat ini, menurut Mensos, tercatat sebanyak 147 pahlawan nasional, dan tidak semuanya dari militer. Ada kaum budayawan, diplomat, intelektual, dan tokoh agama.
"Pahlawan memiliki jasa besar dalam berbagai bidang," kata Mensos, yang menamatkan sekolah dasar (SD) di Solo dan sangat mengenal lagu Bengawan Solo yang diciptakan Gesang dan dikenal dunia itu.
"Jasa Gesang telah membentuk identitas bangsa," katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Surakarta akan secepatnya mengusulkan penetapan maestro keroncong Gesang Marto Hartono sebagai pahlawan nasional, kata Wakil Wali Kota FX Hadi Rudyatmo ketika mendampingi Menko Kesra Agung Laksono.
"Pak Agung Laksono ketika melayat Gesang di rumahnya di Kemlayan Solo, Jumat telah menyarankan beberapa hal untuk memberikan penghormatan kepada Gesang atas jasa-jasanya yang sangat besar bagi bangsa dan negara," kata FX Hadi Rudyatmo, seusai mendampingi Menko Kesra tersebut.
Untuk memberikan penghormatan kepada Gesang, Pemerintah Kota Surakarta akan secepatnya mengusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Selain itu juga akan memugar tempat tinggal Gesang untuk dijadikan Museum Keroncong Nasional.
"Kami akan secepatnya membicarakan masalah tersebut dengan pihak keluarga untuk membangun Museum Keroncong Nasional di bekas rumah tinggal Gesang di Kampung Kemlayan, Solo," katanya.
Pemerintah Kota Surakarta juga akan melakukan pemugaran Sanggar Gesang yang berada di Taman satwa Taru Jurug yang sekarang kondisinya memprihatinkan. Sanggar tersebut waktu itu dibangun oleh penggemar Gesang yang berada di Jepang.
Selain itu, juga akan memberikan penghargaan Gesang yang namanya akan diabadikan di suatu jalan di Solo. Pemberian penghargaan tersebut untuk para mereka yang berjuang mengangkat senjata, tetapi mereka yang berjuang melalui budaya juga berhak mendapatkan penghargaan tersebut.
Maestro keroncong Gesang dalam semasa hidupnya juga banyak mendapat penghargaan baik dari pemerintah maupun organisasi swasta dan tanda penghargaan tertinggi yaitu tanda jasa Bintang Parma Dharma, yang diberikan oleh masa Pemerintahan Presiden Soeharto tahun 1992.
Gesang yang meninggal Kamis (20/5) pukul 18.10 WIB dimakamkan di pemakaman umum Pracimaloyo, Makamhaji, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat pukul 14.00 WIB dengan upacara militer dengan Inspektur Upacara Wali Kota Surakarta Joko Widodo.(*)
(L.A035*KR-LR/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010