Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat sore, masih terpuruk meski tekanan jual terhadap rupiah sudah berkurang.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menjadi Rp9.275-Rp9.290 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.240-Rp9.250 per dolar atau turun 35 poin.
Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan, pasar masih negatif karena aksi lepas rupiah masih terjadi, meski tekanan pasar agak berkurang.
Aksi lepas rupiah yang terjadi dua hari lalu membuat mata uang Indonesia itu terpuruk hingga mencapai Rp9.340 per dolar. Namun dengan masuknya Bank Indonesia (BI) ke pasar membuat posisi rupiah sedikit membaiknya, ucapnya.
Edwin Sinaga yang juga Dirut Finan Corpindo Nusa mengatakan, koreksi terhadap rupiah diperkirakan tidak akan berlangsung lama, karena potensi pasar Indonesia masih cukup baik.
Apalagi Indonesia dinilai merupakan negara yang tahan terhadap krisis yang terjadi dua tahun lalu dan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, maka pelaku asing diperkirakan akan kembali masuk ke pasar domestik, katanya.
Rupiah, lanjut dia, apabila tidak ada hambatan akan kembali ke level Rp9.100 per dolar yang dipicu oleh membaiknya kawasan Eropa setelah mendapat dana talangan dari Lembaga Keuangan Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional.
Selain itu juga dipicu oleh membaiknya euro terhadap dolar yang saat ini merosot dan ditambah pula dengan meningkatnya harga saham Amerika Serikat, ucapnya.
Rupiah yang sempat terpuruk hingga mencapai Rp9.340 per dolar akibat paniknya pelaku asing terhadap krisis global yang terjadi di Yunani diperkirakan akan merembet ke negara lain.
(CS/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010