Solo (ANTARA News) - Lagu Bengawan Solo yang dikumandangkan ratusan siswa dari berbagai sekolah dan para seniman di Kota Solo mengiringi kepergian jenazah sang maestro keroncong Gesang Martohartono di rumah duka Jalan Bedoyo 5 Kemlayan, Surakarta, Jumat.
Jenazah sang legendaris keroncong asal Solo diberangkatkan dari rumah duka sekitar pukul 10.00 WIB menuju Pendapi Gede Pemerintah Kota Surakarta untuk disemayangkan.
Ratusan siswa, para seniman, dan warga Kota Solo yang berdiri di sepanjang Jalan MT Haryono memberikan penghormatan terakhir almarhum dengan cara mengalunkan lagu Bengawan Solo saat jenazah diberangkatkan.
Alunan lagu Bengawan Solo diiringi musik keroncong yang dimainkan para seniman Solo itu, membuat para takziah mengingat kebesaran sang pencipta lagu tersebut.
Sejumlah takziah tidak bisa menahan tetesan air matanya saat jenazah Gesang dimasukan dalam mobil jenazah.
Deni (41) warga sekitar mengatakan nama Gesang sudah dikenal di dunia internasional dan hanya beliau yang mempunyai semangat untuk tetap melestarikan seni keroncong ini.
"Saya kagum kebesaran beliau. Beliau dalam kondisi berbaring sakit saja masih mengingat lagu-lagu ciptaannya," kata Deni.
Warjiati salah satu tetangga Gesang menjelaskan di Indonesia hanya Gesang yang masih eksis dengan lagu-lagu keroncong sehingga dikenal hingga ke mancanegara.
"Semoga saja muncul Gesang-Gesang baru dan keroncong tetap digandrungi di kalangan tua maupun muda," katanya.
Sementara para siswa dari berbagai sekolah selain menyanyikan lagu Bengawan Solo juga menggelar sejumlah poster yang intinya memberikan penghormatan terakhir sang maestro tersebut.
Ribuan masyarakat Kota Solo dan sekitarnya ikut menghantarkan jenazah Gesang ke tempat peristirahatan terakhir di pemakaman umum Pracimaloyo, Makam Haji, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Pelepasan jenazah maestro keroncong Gesang di Balai Kota Surakarta dilakukan dengan upacara militer dengan Irup Wali Kota Surakarta Joko Widodo.
Masyarakat penuh sesak berdiri di sepanjang jalan untuk memberikan penghormatan kepada Gesang sepanjang jalan yang dilewati menuju ke tempat pemakaman tersebut.
(B018/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010