Salah seorang petugas kepolisian yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, belasan pengunjuk rasa tersebut saat ini sedang diamankan di salah satu ruang di gedung DPRD Mojokerto.
"Pengunjuk rasa tersebut diamankan dengan barang bukti empat kardus yang berisi bom molotov yang siap untuk diledakan," paparnya.
Ia menjelaskan, selain dimasukkan ke dalam gedung dewan, sebagian pengunjuk rasa yang berhasil ditangkap juga digiring masuk ke dalam mobil aparat untuk di bawa ke kantor polisi.
"Pengunjuk rasa yang ditangkap ini diduga kuat merupakan pendukung salah satu pasangan bakal calon bupati Mojokerto yang tidak lolos proses verifikasi oleh komisi pemilihan umum," ujarnya.
Informasi yang diperoleh ANTARA menyebutkan, massa yang diduga berasal dari calon bupati yang dicoret oleh KPU itu, merasa keberatan fasilitas negara ditempeli gambar atau poster dari pejabat kini (incumbent), sehingga mobil di pendopo itu pun dibakar dengan menggunakan bom molotov.
"Korlap aksi diamankan dan sudah dibawa. Sebagian mereka dibawa mobil polisi, sebagian ada yang diamankan di gedung dewan," tutur polisi yang enggan disebutkan jatidirinya.
Hingga kini masih belum ada penjelasan resmi dari Polres Mojokerto tentang insiden kericuhan yang berujung pada pembakaran mobil pribadi dan dinas Pemkab Mojokerto ini.
Begitu kerusuhan terjadi, rapat paripurna DPRD Mojokerto masih terus dilangsungkan dan begitu usai, tiga pasangan calon yakni Mustofa Kamal Phasa-Khoirun Nisa (Manis), Suwandi-Wahyudi Iswanto (Wasis) dan Khoirul Badik-Yazid Kohar (Khoko) keluar Gedung DPRD Mojokerto dengan pengawalan ketat dari aparat.
Mereka dibawa dengan mobil polisi dan meluncur keluar dari Gedung DPRD Mojokerto dengan kecepatan tinggi.
Sementara itu, belasan mobil yang rusak terbakar masih teronggok di halaman depan kantor Pemkab Mojokerto.
(C004/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010