Jakarta (ANTARA) - KBRI Muscat di Oman berkunjung ke Salalah, ibut kota Provinsi Dhofar, pada Rabu (2/12) melalui jalur darat untuk melakukan pendataan pekerja migran Indonesia (PMI) dalam rangka mengikuti program amnesti Pemerintah Oman.
Melalui program itu, PMI yang memiliki masalah ketenagakerjaan dan keimigrasian dapat kembali ke tanah air tanpa dikenakan denda apa pun, demikian isi keterangan dari KBRI Muscat yang diterima di Jakarta, Jumat.
Program amnesti tersebut dimulai sejak tanggal 15 November 2020 hingga 31 Desember 2020.
Program amnesti tahun 2020 ini merupakan kali kedua yang diikuti KBRI. Sepanjang 2015, KBRI berhasil memulangkan 897 PMI ke tanah air. Jumlah pekerja migran Indonesia (PMI) yang bermasalah saat ini diperkirakan masih tersisa 826 orang.
Dalam program amnesti tahun 2020 yang berlangsung 1 bulan ini, PMI bermasalah diharapkan terdaftar 150 orang.
Sampai Kamis (3/12), telah terdaftar 121 orang, yang 80 di antaranya telah diverifikasi dan siap terbang ke tanah air. Ke-80 PMI itu dijadwalkan terbang ke tanah air pada 10 Desember.
Selain mendata PMI, KBRI juga mengirim satu tim lainnya ke Salalah dengan misi untuk melakukan koordinasi dengan pihak Kejaksaan di kota itu terkait perkembangan kasus salah seorang PMI yang meninggal dunia di Salalah pada Juni 2020.
Putusan Kejaksaan diharapkan dapat mengklarifikasi penyebab kematian almarhum, yang meninggal setelah jatuh dari salah satu penginapan di Salalah.
Sementara itu pada Kamis (3/12), kata KBRI Muscat, Duta Besar RI untuk Oman dan Yaman Mohamad Irzan Djohan melakukan kunjungan ke perbatasan Oman-Yaman di Mazyounah-Sahn dan bertemu dengan Satgas Perlindungan KBRI Muscat di Yaman.
Satgas Perlindungan tersebut terdiri dari para pelajar Indonesia yang belajar di Yaman. Satgas berfungsi membantu KBRI melakukan pendataan WNI di Yaman, termasuk koordinasi dalam penanganan masalah atau kebutuhan kekonsuleran dan perlindungan dari KBRI di Muscat
Duta Besar Mohamad Irzan Djohan berpesan kepada Satgas agar para pelajar di Yaman dan WNI tetap menjaga kesehatan di tengah wabah Covid-19.
Irzan juga berpesan agar para pelajar tetap semangat belajar, menjaga kekompakan dan mematuhi hukum peraturan di Yaman.
Dalam kesempatan tersebut, Satgas melaporkan perkembangan dan situasi pelajar dan WNI di Yaman.
Bersama tim KBRI, Satgas juga membahas program kerja mendatang, termasuk pendataan secara daring pada pelajar Indonesia dan WNI di Yaman, yang saat ini berjumlah sekitar 2.600 orang.
Kunjungan ke perbatasan juga dimanfaatkan untuk menyerahkan dokumen perpanjangan paspor pelajar dan WNI di Yaman sebanyak 70 buah.
Situasi di Yaman masih belum kondusif untuk melakukan pengiriman dokumen akibat konflik yang berlangsung hingga saat ini.
Baca juga: KBRI Muscat repatriasi 180 WNI dari Oman dengan penerbangan khusus
Baca juga: Oman tanam modal 10 miliar dolar untuk pembangunan kilang di Bontang
Presiden Jokowi Tawarkan Kerja Sama Ekonomi ke Oman
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020