Ia menegaskan hal itu dalam pidato politiknya saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) IX Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) di kawasan `Ever Green`, Cisarua, Bogor, Kamis (20/5) malam.
Ical menegaskan bahwa SOKSI sebagai salah satu pendiri Partai Golkar sekaligus wadah penggodokan kader-kader bangsa Pancasilais sejati yang memiliki semangat berkarya yang teruji itu hendaknya menjadikan momentum munas kali ini sebagai sarana strategis melanjutkan usaha-usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.
Munas yang digelar bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ini, kata dia, juga saat yang tepat untuk memajukan kesejahteraan umum dalam suasana semakin demokratis, adil, dan bermartabat.
Ical kemudian mengingatkan pentingnya kader-kader SOKSI terus memantapkan penghayatan dan implementasi tapak-tapak sejarah perjuangan bangsa, mulai era Boedi Oetomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), Proklamasi Kemerdekaan RI dengan dua tokoh Proklamatornya (Bung Karno-Bung Hatta pada tahun 1945).
Kemudian, masa pengisian kemerdekaan melalui pembangunan di segala bidang di bawah kepemimpinan Pak Harto, hingga momentum reformasi untuk demokrasi berkeadilan.
"Seperti kata Bung Karno, `Jangan sekali-kali kita melupakan sejarah`," ujarnya.
Selain sebagai kader dan pucuk pimpinan partai berlambang pohon beringin, kehadiran Ical juga terkait dengan keberadaan dirinya sebagai aktivis SOKSI.
Dalam acara yang dihadiri Pendiri SOKSI, Prof.Dr. Suhardiman, Ical yang datang dengan Theo Sambuaga (Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar) digadang-gadang akan didaulat peserta Munas IX sebagai ketua dewan penasihat/pembina. (M036/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010