Selain itu, tidak dipungkiri bahwa demografi media sosial ini adalah usia muda. Maka juga diperlukan pendekatan konten yang anak muda banget, jangan malah pendekatan yang orang tua
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menekankan perlunya strategi dalam menyusun konten yang menarik, terutama di media sosial untuk promosi pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).
Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, Agustini Rahayu, Jumat, mengatakan, perlunya upaya dalam meningkatkan pemahaman bermedia sosial terkait mengemas konten informasi publik khususnya di sektor parekraf.
"Mengelola akun media sosial tentu harus memiliki strategi tertentu agar pesan yang disampaikan oleh pemilik media sosial ini mudah dipahami oleh masyarakat dengan konten yang menarik perhatian publik," ujar Agustini Rahayu.
Lebih lanjut ia menjelaskan salah satu strategi agar suatu konten dapat menarik masyarakat diperlukan kepekaan terhadap isu terkini.
Baca juga: Lima hal untuk ciptakan konten menarik di medsos
"Admin media sosial ini harus melek isu, agar tahu bagaimana skema media sosial terkini, sehingga baik pemerintahan yang memiliki akun media sosial atau instansi lainnya, dapat lebih maksimal menyampaikan program melalui saluran media sosialnya," ujar Agustini.
Sementara Vice President Gojek Bahari CK mengatakan bahwa akun media sosial yang dikelola oleh lembaga atau instansi pemerintah tidak melulu harus serius.
“Terpenting akun media sosial pemerintah ini tidak harus selalu dikemas dengan gaya serius, tapi bisa dikemas menjadi fun apalagi terkait pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Bahari.
Lebih lanjut, Bahari menyarankan agar tidak membuat perencanaan di media sosial secara jangka panjang, karena tren hingga fitur media sosial akan terus berubah.
Baca juga: Menkominfo tanggapi konten vulgar di media sosial
"User-nya saja juga berubah-ubah, algoritmanya pun begitu, kita tidak bisa mengontrol apa yang konsumen mau lihat. Alangkah lebih baik jangan banyak planning di media sosial, karena media sosial terlalu cepat trennya," ujar Bahari.
Selain itu juga diperlukan karakter brand yang kuat, selalu terkoneksi dengan audiens, mengikuti aturan main budaya media sosial, hingga membuat konten yang sedang ramai diperbincangkan masyarakat.
"Admin-admin sosmed perlu mempelajari ini, dengan begini membuat konten menjadi mudah. Kalau tidak tahu audiens seperti apa, Anda tidak akan tahu maunya mereka, enggak bakal tahu mau buat konten apa," ujar Bahari.
Baca juga: Cerdas di media sosial
Sedangkan CEO New Media Folder Hadi Ismanto, mengatakan menjalin hubungan baik dengan audiens penting dalam bermedia sosial guna memahami konten seperti apa yang sedang disenangi oleh mereka.
Sementara itu Redaktur Mojok.co, Agus Mulyadi, mengatakan bahwa rumus sederhana membuat konten menarik di media sosial adalah konten tersebut mengandung informasi, emosi, interaksi, hingga relevansi.
"Selain itu, tidak dipungkiri bahwa demografi media sosial ini adalah usia muda. Maka juga diperlukan pendekatan konten yang anak muda banget, jangan malah pendekatan yang orang tua," ujar Agus.
Baca juga: Romo Benny nilai konten media sosial kurang utamakan kemajemukan
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020