Jakarta (ANTARA) - Jaringan kerja lintas komunitas filsafat se-Indonesia akan menggelar festival filsafat daring pertama berskala nasional Philofest ID pada 7 - 13 Desember 2020.

Philofest ID kali ini mengangkat tema "Dunia Setelah Pandemi: Filsafat dari Masa Depan", diadakan melalui Zoom dan live YouTube secara gratis yang terbuka untuk umum dengan mendaftar melalui laman web Philofest ID atau melalui akun media sosial Twitter dan Instagram @PhilofestID.

"Setelah berembug bersama belasan kelompok studi filsafat di Indonesia dan sebagian individu pecinta filsafat, kami sampai pada kesimpulan bahwa apa yang dibutuhkan adalah platform kerja bersama untuk seluruh ekosistem filsafat di Indonesia," kata perwakilan panitia sekaligus salah satu pembicara dalam acara Philofest ID Martin Suryajaya, dalam keterangan resminya, Jumat.

Baca juga: Kemenparekraf promosi lima destinasi wisata melalui konten digital

Baca juga: YouTube rayakan keberagaman kreator konten wanita Indonesia


Martin menambahkan bahwa festival ini juga hadir sebagai respons terhadap minat masyarakat yang semakin antusias terhadap filsafat, terutama di masa pandemi COVID-19 yang mengajak kita untuk mempertanyakan kembali makna dari kehidupan.

"Melalui Philofest ID yang bertujuan meningkatkan sinergi antar unsur dalam ekosistem filsafat di Indonesia, bisa menciptakan atmosfer yang lebih kondusif untuk kegiatan berpikir kritis dan reflektif di Indonesia yang juga turut meningkatkan literasi filsafat dalam rangka pembangunan karakter masyarakat Indonesia," ujar Martin.

Dalam penyelenggaraan festival ini, Philofest ID menghadirkan program-program berkualitas, seperti bedah buku filsafat yang terbit dalam 3-5 tahun belakangan. Tak hanya itu, festival ini juga mengundang penerbit yang konsisten menerbitkan buku filsafat, seperti Cantrik Pustaka, Basa Basi, Marjin Kiri, Ar-Ruzz media, Antinomi, Circa, Narasi, dan Kreasi Wacana.

Ada juga diskusi dan debat filsafat dengan mengangkat beragam topik. Martin mengatakan bahwa Philofest ID diselenggarakan dalam bentuk kolektif yang terdiri dari komunitas serta individu pegiat, aktivis, dan akademisi filsafat di Indonesia.

"Dengan pelibatan yang luas seperti itu, diharapkan festival ini bisa betul-betul merangkul komunitas filsafat di Indonesia bukan hanya pemikirnya, penulisnya, tapi juga penerbit, pembaca, pengkaji dan segala macam unsur dalam ekosistem tersebut," tutur Martin.

Baca juga: Festival Film 100% Manusia hadirkan film Hak Asasi Manusia

Baca juga: Film Indonesia dengan nominasi dan kemenangan terbanyak di FFI

Baca juga: PFN gelar Vital Voices Festival 2020 pacu industri kreatif film

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020