Gaza (ANTARA) - Penguncian parsial di Jalur Gaza akan mulai diberlakukan akhir pekan ini setelah infeksi COVID-19 di wilayah padat penduduk tersebut melonjak, menurut Kementerian Dalam Negeri Gaza pada Kamis (3/12).

Masjid dan sebagian besar sekolah akan ditutup siang hari meski banyak usaha akan diizinkan untuk tetap beroperasi hingga jam malam memaksa warga Gaza untuk tetap berada di rumah. Penutupan total akan diterapkan pada akhir pekan.

Juru bicara kementerian Eyad Al-Bozom mengatakan kepada awak media bahwa mereka juga sedang mempertimbangkan penguncian total jika diperlukan.

Baca juga: COVID-19 di Gaza, berjuang hadapi dua gempuran
Baca juga: Gaza "lockdown" usai kasus COVID-19 pertama di luar pusat karantina

Virus corona melonjak lebih dari tiga kali lipat dalam sebulan terakhir hingga menyentuh angka 900 setiap harinya. Dalam kurun waktu itu pula jumlah kematian naik empat kali lipat menjadi 126. Hingga kini sekitar 23.000 infeksi telah dilaporkan.

Organisasi kesehatan memperingatkan wabah COVID-19 bisa dengan mudah lepas dari kendali dan membebani sistem kesehatan di wilayah kantung tersebut, yang dihuni oleh 2 juta warga Palestina dan banyak di antaranya yang hidup dalam kemiskinan.

Hamas, kelompok yang menguasai Gaza, memberlakukan penguncian pada Agustus. Akan tetapi pembatasan itu dilonggarkan dan otoritas kini sedang berupaya menahan gelombang kedua COVID-19.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pimpinan Hamas di Gaza positif COVID-19
Baca juga: Lonjakan COVID berpotensi sebabkan sistem kesehatan Gaza kewalahan
Baca juga: Ditutup akibat pandemi, masjid di Jalur Gaza kini kembali buka

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020