Sebelumnya, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Thailand mengumumkan sudah merelokasi 300 orang WNI yang terdiri dari pegawai kedutaan kaum profesional dan WNI yang menikah dengan orang lokal, dari tempat tinggal mereka yang berdekatan dengan lokasi bentrok ke daerah Wat Arun yang lebih aman.
"Ada 50 orang yang belum dipindahkan karena akses yang sulit. Kebanyakan dari mereka adalah pegawai kedutaan. Kemlu masih mengadakan kontak dengan mereka sedangkan masalah relokasi itu tergantung pihak KBRI dan polisi setempat dalam memutuskan waktu yang tepat untuk memindahkan mereka," kata Faiza.
Dia mengatakan, lokasi KBRi di Bangkok memang kurang menguntungkan di masa krisis saat ini karena hanya berjarak satu kilometer dari lokasi demo kelompok kaus merah.
Namun operasional KBRI yang lokasinya sudah dipindahkan sementara ke Hotel Mercure yang jauh dari daerah konflik dipastikan tetap berjalan seperti biasa.
Ditanya mengenai rencana pemulangan WNI jika keadaan di Thailand semakin memanas, Faizasyah menjawab, hingga saat ini pemerintah belum memikirkan opsi itu.
"Selama relokasi bisa memastikan keselamatan wni disana maka tidak perlu ada opsi pemulangan," katanya.
Sebelumnya Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Teguh Wardoyo mengatakan, pemerintah Indonesia masih belum mengetahui kapan akan mengijinkan para WNI yang sudah direlokasi untuk kembali ke tempat tinggalnya.
"Kita lihat perkembangan di lapangan," ujarnya seraya berharap agar konflik tidak meluas.
Dia menjelaskan jumlah total WNI di Thailand sekitar 1773 orang. Sedangkan yang tinggal di Bangkok dan sekitarnya berjumlah 1504 orang.
Sebagian besar WNI yang dipindahkan merupakan penghuni apartemen di Pecthburi Road.
Sementara itu WNI diimbau menghindari daerah-daerah yang rawan kerusuhan di Kota Bangkok yakni Witthayu, Rachaprarop, Pratunam, Petchburi, Silom, Bon Kai, Sathorn, Din Daeng, Lumpini Park dan Sala Daeng.
Pertikaian terbuka antara militer Thailand dengan kelompok baju merah telah terjadi sejak Kamis (13/5) lalu dalam upaya aparat keamanan menutup lokasi unjuk rasa.
Upaya pasukan keamanan itu telah memicu bentrokan yang menewaskan sedikitnya 39 orang dan melukai ratusan orang lainnya.(A051/A041)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010