Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meninjau persiapan Politeknik Kesehatan Malang (Poltekes) di Kota Malang, Jawa Timur, yang akan dijadikan rumah sakit lapangan penanganan pasien COVID-19.
Doni yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melihat proses pengerjaan tiap-tiap ruangan, serta fasilitas yang sedang dipersiapkan sudah berada dalam kondisi yang baik. RS Lapangan tersebut dinilai akan menjadi RS yang lebih baik daripada yang ada di daerah lain.
"Saya menilai kondisi Rumah Sakit Lapangan ini termasuk yang akan lebih baik dibandingkan sejumlah rumah sakit yang tersedia di beberapa daerah,” kata Doni, Kamis.
Doni berharap pengerjaan fasilitas RS lapangan yang ditargetkan selama dua pekan tersebut, dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada pasien terkonfirmasi positif virus Corona, dan juga untuk penanganan COVID-19 di wilayah Kota Malang dan sekitarnya.
Baca juga: Kondisi Wali Kota dan Sekda Kota Malang dilaporkan membaik
Baca juga: Istri dan anak Wali Kota Malang juga terkonfirmasi positif COVID-19
“Mudah-mudahan saja pengerjaan selama dua minggu ke depan bisa mempercepat meningkatkan pekerjaan ini untuk penyelesaian fasilitas yang ada di tiap-tiap ruangan,” kata Doni.
Adapun kunjungan kerja dan peninjauan yang dilakukan Ketua Satgas Penanganan COVID-19 tersebut sudah menjadi kewajiban dari Pemerintah Pusat, sesuai perintah Presiden Joko Widodo. Hal tersebut bertujuan untuk percepatan penanganan COVID-19, bukan hanya di Kota Malang, tapi termasuk yang telah dilakukan di daerah lain.
Doni berharap segala bentuk dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat tersebut dapat meringankan beban bagi sejumlah rumah sakit, khususnya yang ada di wilayah Malang Raya dan sekitarnya.
"Mudah-mudahan penambahan ruang perawatan di Poltekes ini akan bisa membantu untuk mengurangi beban RS yang ada di sekitar Malang Raya,” kata Doni.
Penanganan COVID-19 di wilayah Provinsi Jawa Timur sudah semakin baik apabila dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya. Akan tetapi, lanjut Doni, ada kenaikan kasus baru setelah liburan panjang beberapa waktu yang lalu. Doni meminta agar hal tersebut kemudian dapat dijadikan antisipasi untuk ke depannya.
“Secara umum Jawa Timur sudah sangat bagus, apabila dibandingkan pada periode bulan Juni, Juli, Agustus dan September awal. Tetapi setelah adanya libur empat hari yang lalu tren kenaikan (kasus COVID-19) mengalami sedikit peningkatan. Mudah-mudahan ini bisa dikendalikan,” kata Doni.
Selanjutnya, kendati kasus COVID-19 dapat dikendalikan, namun Doni melihat bahwa tingkat kematian atau fatality rate di wilayah paling timur Pulau Jawa itu masih tinggi.
Dalam hal ini, Doni mengingatkan kepada pemangku kebijakan di daerah agar terus memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, sehingga para penderita COVID-19 dengan gejala ringan agar tidak menjadi lebih berat. Sebab, kondisi pasien COVID-19 dengan gejala berat memiliki prosentase kematian hingga 67 persen.
“Kemudian yang kedua, angka kematian di Jawa Timur ini juga masih cukup tinggi. Hasil dari gejala ringan ke sedang ini tidak boleh memasuki fase yang lebih tinggi, yaitu berat. Sehingga harus sedini mungkin ditangani dengan optimal, sehingga bisa lebih banyak menyelamatkan saudara-saudara kita,” ujar Doni.
Selain meninjau persiapan RS Lapangan di kawasan Ijen Boulevard, Doni juga memberikan dukungan lain berupa alat usap (swab) antigen sebanyak 5.000 buah, masker medis 150.000 lembar dan 5.000 sarung tangan medis.
Hingga saat ini, di wilayah Kota Malang, secara keseluruhan tercatat ada sebanyak 2.304 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, sebanyak 2.060 orang dinyatakan sembuh, 237 orang dilaporkan meninggal dunia, dan sisanya masih berada dalam perawatan.*
Baca juga: Wali Kota Malang Sutiaji positif COVID-19
Baca juga: RSUD siapkan rumah sakit lapangan penanganan COVID-19 di Kota Malang
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020