New York (ANTARA News) - Dolar AS jatuh terhadap euro pada Rabu, di tengah rumor intervensi Bank Sentral Eropa (ECB) setelah para analis berspekulasi Federal Reserve AS dan Bank Sentral Inggris (Bank of England) juga ditarik untuk menopang mata uang tunggal Eropa.
Dalam reli kuat terhadap greenback sejak awal tahun, euro diambil pasar pada posisi 1,2408 dolar di New York pada 2100 GMT, dari 1,2206 dolar Selasa, ketika unit Eropa tergelincir ke level terendah sejak 17 April 2006.
Greenback juga melemah terhadap mata uang Jepang, pada 91,70 yen dari 92,21 yen.
"Tidak ada data ekonomi utama zona euro dirilis hari ini dan tindakan sebagian besar dikreditkan untuk intervensi," kata Kathy Lien, direktur penelitian mata uang di Global Forex Trading.
"Alasan mengapa pedagang menduga bank sentral berada di pasar karena ada beberapa kasus aksi rally tajam dalam euro terhadap dolar," katanya.
Lien mengatakan ECB mungkin "mendapatkan bantuan dari Federal Reserve dan Bank Sentral Inggris jika mereka memutuskan untuk melakukan intervensi untuk memaksimalkan dampak. "
Uni Eropa telah menyerukan koordinasi terhadap perdagangan spekulatif, sebuah imbauan yang malah memicu reaksi pasar negatif daripada menenangkan.
Pasar saham global merosot pada Rabu akibat kejutan serangan Jerman melawan perdagangan spekulatif menjadi bumerang, membuat investor panik dan gugup bukan meyakinkan mereka bahwa pihak berwenang sepenuhnya dalam kontrol.
Kanselir Jerman Angela Merkel, Rabu, menyerukan untuk perbaikan radikal aturan fiskal Eropa memperingatan dari "konsekuensi tak terhitung" untuk Uni Eropa jika euro gagal.
Pasar tetap khawatir meskipun paket hampir satu triliun dolar untuk mencegah masalah utang Yunani menyebar ke seluruh Eropa.
Di Amerika Serikat, harga konsumen jatuh untuk pertama kalinya dalam 13 bulan pada April, pemerintah mengatakan Rabu, menunjuk ada kenaikan cepat dalam tarif bunga, yang saat ini di hampir nol persen.
Indeks harga konsumen, yang jalur rata-rata harga barang-barang konsumsi dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga, turun 0,1 persen didukung jatuhnya harga minyak, kata Departemen Tenaga Kerja.
Ini adalah penurunan pertama sejak Maret 2009 dan datang di bawah proyeksi banyak analis, yang diperkirakan naik 0,1 persen.
Data harga pemerintah April "merupakan indikasi yang jelas" bahwa Federal Reserve harus terus mempertahankan suku bunga "sangat rendah untuk jangka waktu diperpanjang," kata ekonom IHS Global Insight, Gregory Daco.
Pada akhir perdagangan New York, poundsterling Inggris meningkat menjadi 1,4442 dolar dari 1,4335 sehari sebelumnya.
Dolar naik menjadi 1,1508 franc Swiss dari 1,1470 di tengah laporan bank sentral Swiss juga melakukan intervensi di pasar. (*)
Reuters/A026/S004
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010