Penandatanganan MOU dilakukan oleh Presdir BMI Avriyan Arifin, CEO Asian Finance Bank Mohamed Azahari Kamil, dan CEO EFH Michael Clark usai tujuh kepala pemerintahan menyampaikan pidato di forum ekonomi Islam dunia ke-6 (6th WIEF) di Kuala Lumpur.
MOU antara BMI dengan AFB dan EFH merupakan bentuk konkrit kerjasama tripatrit perusahaan di negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim di bidang produk investasi syariah untuk pasar Indonesia.
Kerjasama eksklusif merupakan inisiatif, promosi dan pengembangan produk investasi Islam mulai dari pendanaan likuiditas Islam, dana sukuk global, dan surat-surat berharga sharia.
Ketujuh kepala pemerintahan yang menjadi saksi MOU itu adalah PM Malaysia Najib Tun Razak, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Raja Brunei Sultan Hassanal Bolkiah, PM Bangladesh Sheikh Hasina, Presiden Kosovo Fatmir Sejdiu, presiden Senegal, dan presiden Maldives.
Presdir BMI, Avriyan Arifin mengatakan, pertumbuhan pasar keuangan Islam di Indonesia masih sangat besar dibandingkan dengan perbankan konvensional. Peluang besar sangat bergantung pada pengembangan produk keuangan Islami untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan investor, institusi, dan ritel di Indonesia.
Tonggak sejarah telah dimulai sejak penandatanganan MOU ini yang akan menjadi kesepakatan penyaluran antara perbankan dengan pasar pendanaan Islam di Indonesia. Singkatnya, pendanaan likuiditas Islami secara aktif dikelola oleh pendanaan berdasarkan wakalah oleh EFH yang akan menawarkan keuntungan kepada investor melalui deposito dengan perbankan yang punya rating A.
"Pada tahap awal, kami berharap dapat 100 juta dolar AS dari nasabah dari berbagai produk yang ditawarkan," kata CEO AFB Mohamed Azahari Kamil.
"Asian Finance Bank dan European Finance House keduanya merupakan perbankan dibawah kontrol Qatar Islamic Bank (QIB) yang tidak diragukan lagi produk investasi Islam ini akan segera dilirik setelah MOU ditandatangani oleh Bank Muamalat Indonesia," tambah Mohamed Azahari Kamil.
Ia mengatakan, mulai menggarap pasar keuangan Islam di Indonesia karena permintaan produk keuangan Islam sangat besar. Aset perbankan Islam telah tumbuh 30 persen setiap tahun karena iklim perpajakan yang kondusif ditambah dengan penduduk muslim sebesar 190 juta orang.(*)
(T.A029/M012/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010