Kuala Lumpur (ANTARA News) - Para sejarahwan Indonesia - Malaysia meluncurkan buku sejarah kedua negara "Membangkitkan Memori Kolektif Kesejarahan Indonesia-Malaysia," sebagai hasil konkrit rekomendasi EPG (Eminent Person Group) yang telah diserahkan kepada kedua kepala pemerintahan.
"Buku sejarah ini merupakan hasil karya tulis para sejarahwan Indonesia dan Malaysia yang telah bertemu di Jakarta dan Tanjung Pinang tahun 2009. Dijadikan buku karena salah satu rekomendasi EPG Indonesia-Malaysia adalah penulisan sejarah kedua negara," kata Dr Musni Umar, salah seorang EPG Indonesia, di Kuala Lumpur, Rabu.
Peluncuran buku sejarah kedua negara bertetangga dan serumpun diluncurkan para anggota EPG di Kuala Lumpur bersamaan dengan pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Najib Tun Razak di Kuala Lumpur dalam rangka pertemuan konsultasi tahunan ke-7.
"Peluncuran buku ini untuk menunjukan kepada generasi muda kedua negara bahwa rakyat kedua negara ini benar-benar bersaudara dan serumpun. Banyak catatan sejarah yang menunjukan begitu akrabnya hubungan kedua bangsa dan rakyat pada masa lalu," kata Musni, dosen Univ Islam Jakarta.
Oleh karena itu, generasi muda Indonesia-Malaysia harus menjaga hubungan baik antara Indonesia-Malaysia pada masa kini dan mendatang dengan melihat sejarahnya, tambad dia.
Salah satu anggota EPG Malaysia Tan Sri Abdul Halim Ali mengatakan, salah satu penyebab seringnya terjadi ketegangan antara kedua negara bertetangga dan serumpun ini akibat berkembangnya kebebasan pers, terutama di Indonesia.
Selain itu, generasi muda Indonesia-Malaysia sering melakukan caci maki dalam dunia internet. Kedua fenomena itu muncul karena kurangnyanya pemahaman sejarah kedua bangsa yang sangat erat di kalangan generasi muda. "Semoga dengan peluncuran buku sejarah Indonesia - Malaysia bisa menjadi faktor makin akrab dan harmonis kedua bangsa serumpun dan bertetangga ini," kata Abdul Halim.
Anggota EPG yang hadir pada acara peluncuran buku itu ialah Tan Sri Abdul Halim Ali dari EPG Malaysia, Dr Musni umar dan Dr Pudentia (EPG Indonesia), dan ketua masyarakat sejarahwan Indonesia Dr Mukhlis PaEni dan ketua persatuan sejarahwan Malaysia Omar Mohd Hashim dan para sejarahwan kedua negara.(Ant/R009)
Oleh
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010