Yogyakarta (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DIY menyebut reservasi hotel di DIY pada awal Desember kembali mengalami kenaikan meskipun sempat terjadi cukup banyak pembatalan reservasi pada pekan terakhir November.
“Pada awal Desember ini kembali mengalami kenaikan 22 persen. Sampai saat ini, reservasi mencapai sekitar 52 persen,” kata Ketua DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranawa Eryana di Yogyakarta, Kamis.
Pada pekan terakhir November sempat terjadi pembatalan reservasi sekitar 30 persen yang dipengaruhi oleh setidaknya dua faktor yaitu meningkatnya temuan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 secara merata di seluruh wilayah Indonesia dan meningkatnya aktivitas Gunung Merapi yang saat ini menyandang status Siaga.
Menurut dia, kenaikan reservasi tersebut disebabkan wisatawan yang akan berkunjung ke Yogyakarta sudah memperoleh banyak informasi sehingga tidak lagi ragu menghabiskan masa liburan mereka di DIY.
“Misalnya mengenai wilayah bahaya Gunung Merapi yang saat ini berada pada jarak lima kilometer dari puncak. Bagaimanapun juga, masih banyak objek wisata lain selain di kawasan Merapi,” katanya.
Sedangkan dari sisi kesehatan, Deddy memastikan, protokol kesehatan di hotel dan restoran terus diperketat dan seluruh pelaku usaha hotel dan restoran sepakat untuk bersama-sama menjaga agar tidak muncul kasus penularan di hotel dan restoran.
“Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 yang dimiliki tiap hotel dan restoran harus terus memastikan seluruh protokol kesehatan dijalankan,” katanya.
Di DIY sudah ada 224 hotel dan restoran yang saat ini beroperasi dan sebanyak 178 di antaranya sudah memperoleh verifikasi serta sertifikasi penerapan “cleanliness health safety and enviroment sustainability” (CHSE).
“Sisanya masih dalam proses antrean. Untuk anggota PHRI DIY, hanya tersisa lima hotel yang masih menunggu sertifikasi dan verifikasi CHSE dari kementerian,” katanya.
Sedangkan terkait pengurangan cuti di akhir Desember, lanjut Deddy, diyakini tidak akan berpengaruh banyak pada reservasi hotel di DIY.
“Pada 28-30 Desember yang dicoret sebagai hari libur, masih tetap ada reservasi hotel yang masuk. Memang bukan dari rombongan besar tetapi wisatawan personal yang melakukan reservasi melalui aplikasi atau pemesanan langsung ke hotel,” katanya.
Baca juga: PHRI berharap wisatawan ke Yogyakarta tidak terpengaruh kondisi Merapi
Baca juga: PHRI dorong pelaku hotel restoran tetap optimistis meski pandemi
Baca juga: Bisnis hotel bangkit dari keterpurukan dampak pandemi COVID-19
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020