Media massa tidak berperan jika hanya menginfokan yang positif. Yang negatif perlu juga tapi untuk memperbaiki bukan memperkeruh suasanaJakarta (ANTARA) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amany Lubis mengajak media massa di Indonesia untuk semakin berperan dalam pembangunan umat dan bangsa ke arah yang lebih positif.
"Media massa agar ke arah semangat membangun negeri," katanya dalam "halaqah" dengan pimpinan media massa yang digelar secara virtual, Kamis.
Hadir secara virtual di antaranya Arief Mujayatno Kepala Redaksi Kesra LKBN ANTARA, Nur Hasan Murtiaji (Wapemred Republika), Erwin Dariyanto (Redaktur Pelaksana detik.com), Jauhari Samalanga (Pemred harianaceh.co.id) dan Suriyanto (Redpel CNN Indonesia) dan Rizal Maulana (Pemred akurat.co).
Insan media tersebut bertukar pikiran mengenai media massa terkini dan berbagai hal terkait MUI.
Amany yang juga Rektor UIN Jakarta mengatakan peran media massa sangat penting bagi umat dan bangsa. Media juga menjadi mitra MUI untuk terus memperkuat nasionalisme dan wawasan keagamaan.
Kemitraan MUI dan media, kata ketua MUI yang membidangi urusan perempuan itu, tergolong krusial dalam berbagai bidang. Untuk itu, dia mendorong agar media massa dapat memproduksi berita secara positif.
Adapun jika kontennya negatif, lanjut dia, maka agar arah pemberitaannya menjadi instrumen untuk memperbaiki keadaan ke arah yang lebih baik.
"Media massa tidak berperan jika hanya menginfokan yang positif. Yang negatif perlu juga tapi untuk memperbaiki bukan memperkeruh suasana," katanya.
Amany juga mengingatkan perlunya bagi media massa untuk memerangi kabar bohong atau hoaks yang kini mudah ditemui di tengah masyarakat. Dalam memerangi hoaks, MUI akan bersinergi dengan insan media massa. "Indonesia mau membangun peradaban maka harus bersinergi," demikian Amany Lubis .
Baca juga: MUI: tabayyun sebelum share informasi
Baca juga: Buzzer dalam kacamata Fatwa Medsos
Baca juga: MUI kutuk pembunuhan 12 awak media prancis
Baca juga: Tak berhenti di fatwa MUI, pakar harap ada sosialisasi bermedia sosial
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020