Kuala Lumpur (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengundang pengusaha dari kalangan negara Muslim maupun non Muslim untuk bermitra dengan pemerintah Indonesia guna mengeksplorasi berbagai peluang usaha di Indonesia.
Presiden Yudhoyono menyampaikan ajakan tersebut dalam pidato pada sesi Inaugurasi pembukaan World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-6 di Kuala Lumpur Convention Center, Rabu.
Sesi inaugurasi tersebut diisi oleh pidato bergiliran dari tujuh kepala negara/pemerintahan, yaitu Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Presiden Senegal Abdoulaye Wade, Presiden Indonesia, Presiden Kosovo Fatmir Sejdiu, Presiden Maladewa Mohamed Nasheed, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, dan Wakil Presiden Iran Mohammad Reza Rahimi.
Dalam pidato selama 17 menit disampaikan dalam Bahasa Inggris, Presiden Yudhoyono menyebutkan banyak bidang usaha di Indonesia yang masih terbuka untuk dieskplor oleh para investor di antaranya di bidang energi dan pertambangan, infrastruktur, serta pertanian.
Sebagai salah satu negara perekonomian berkembang, Presiden menyatakan, Indonesia juga memiliki pasar domestik yang besar dengan penduduk berjumlah lebih dari 200 juta orang.
Presiden juga memaparkan upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia guna menarik kepercayaan investor seperti kebijakan melawan praktik korupsi, perbaikan bidang pendidikan guna menghasilkan sumber daya manusia berkualitas, serta kebijakan untuk perbaikan hubungan antara pekerja dan pengusaha.
Dalam pidatonya, Kepala Negara menyatakan setiap negara dalam dunia Islam memiliki keunikan tersendiri untuk menjalin kerjasama saling menguntungkan.
Ia mencontohkan negara-negara Timur Tengah yang banyak memiliki "petrodollar" dapat bekerjasama dengan Indonesia yang memiliki sumber daya alam berlimpah dan pasar domestik yang besar.
"Semua punya sumber daya untuk berkontribusi, semua ini bisa dikumpulkan untuk mendapatkan energi dan kesejahteraan dunia Muslim," ujarnya.
Tidak hanya membangun keterhubungan secara fisik melalui pembangunan infrastruktur, Presiden Yudhoyono juga mengingatkan hubungan antar manusia yang baik antara sesama negara Muslim.
Presiden juga mengingatkan agar dunia Muslim bangkit dengan jiwa wirausaha sehingga dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang pesat. Jiwa wirausaha, menurut dia, sesuai dengan karakteristik khas Islam seperti jiwa dagang yang baik ditunjukkan oleh Nabi Muhammad.
Dunia Islam, menurut dia, masih dapat mengambil peluang dalam tatanan ekonomi dunia karena perbankan dan sistem keuangan Islam saat ini semakin berkembang dan mulai mendapat tempat dalam ekonomi negara-negara barat.
Negara-negara Islam, lanjut Presiden, juga bisa berkontribusi dalam membangun tatanan ekonomi dunia baru yang lebih adil dan berkelanjutan melalui peran dalam forum internasional seperti G20.
Negara berpenduduk Muslim dalam forum G20 diwakili oleh Saudi Arabia, Turki, dan Indonesia.
WIEF ke-6 bertema "Gearing for Economic Resurgence" dibuka oleh Perdana Menteri Malaysia Mohd Najib bin Tun Abdul Razak.
Dalam sambutannya, Ketua WIEF Tun Musa Hitam berharap forum pertemuan antara pemimpin dan pengusaha dunia Islam dan non Islam itu dapat menjangkau skala global karena keunikannya yang ingin menjembatani dunia Muslim dan non Muslim dengan kegiatan bisnis.
(D013/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010