London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak pulih kembali (rebound) dari posisi terendah tujuh bulan pada Selasa karena euro menguat terhadap dolar, kata para pedagang.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juni, meningkat 1,20 dolar AS menjadi 71,28 dolar per barel. Kontrak sempat jatuh ke 69,27 dolar pada Senin, tingkat terendah sejak 5 Oktober 2009.

Minyak mentah Brent North Sea, London, untuk pengiriman Juli meningkat 29 sen menjadi 75,39 dolar pada akhir perdagangan sore.

Harga telah turun tajam sejak menyentuh tertinggi 19 bulan 87,15 dolar pada 3 Mei karena meningkatnya keprihatinan atas krisis utang zona euro yang mengirim euro merosot ke terendah empat tahun terhadap dolar.

Sebuah penguatan mata uang AS membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli menggunakan mata uang lemah, mengurangi permintaan, yang menyebabkan harga minyak lebih rendah.

Harga naik pada Selasa karena euro mengembalikan sebagian kerugiannya.

"Pasar energi saat ini telah didorong oleh pergerakan mata uang dan sentimen negatif investor di pasar keuangan," kata analis Sucden Financial Research, Myrto Sokou.

"Tampaknya pasar energi telah cukup stabil dalam dua minggu terakhir. Namun, harga minyak mentah sepertinya mempertahankan dukungang di atas 70 dolar per barel, dengan momentum menuju 75 dolar per barel untuk sisanya dalam seminggu."

Sementara itu, laporan utama manufaktur negara bagian New York yang dirilis Senin membangkitkan kekhawatiran tentang permintaan minyak di Amerika Serikat, konsumen energi terbesar di dunia, karena persediaan terus meningkat.

Empire State Manufacturing Survey menunjukkan kondisi untuk manufaktur meningkat pada Mei untuk ke-10 bulan berturut-turut tetapi lebih lambat daripada April, Federal Reserve Bank of New York mengatakan.

Indeks kondisi bisnis secara umum turun 12,8 poin menjadi 19,1 pada Mei, tingkat terendah sejak Januari.

"Pada titik ini, pasar (minyak) terlihat cukup bearish (negatif)," kata analis Prestige Economics, Jason Schenker.

"Saya pikir Anda akan membutuhkan beberapa data ekonomi yang sangat positif, beberapa jaminan kuat tentang krisis Yunani dan beberapa perubahan mendasar dalam persediaan untuk mendorong pasar kembali naik secara signifikan," katanya.

Pada Senin, Irak menandatangani kesepakatan dengan raksasa energi China CNOOC dan TPAO Turki untuk mengembangkan sebuah kompleks ladang minyak utama selatan, kesepakatan ke-11 dengan perusahaan energi asing karena Baghdad bertujuan untuk meningkatkan produksi.

CNOOC dan TPAO disetujui untuk membayar 2,30 dolar per barel minyak ekstraksi dari gugus Maysan yang memiliki cadangan terbukti 2,6 miliar barel.

Berdasarkan kesepakatan itu, produksi diproyeksikan akan digenjot menjadi 450.000 barel per hari (bpd) dari produksi saat ini sekitar 100.000 barel per hari. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010