Boston, Massachussetts (ANTARA News/AFP) - Tante Presiden Barack Obama asal Kenya telah diberi suaka untuk tinggal di Amerika Serikat (AS), kata seorang pengacara.

Sebelumnya, Zeituni Onyango terancam dideportasi karena dianggap menetap sebagai imigran gelap sejak permohonan suakanya ditolak dua tahun setelah pindah ke AS pada 2000.

Ancaman deportasi terhadap Zeituni Onyango itu sendiri berpotensi mempermalukan Obama yang ayah kandungnya berasal dari Kenya.

Pengacara Margaret Wong mengatakan, ia "telah menerima putusan kantor Hakim Leonard Shapiro bahwa kliennya, Zeituni Onyango, telah diberi suaka dalam kasus deportasinya".

Disebutkan bahwa Onyango akan memenuhi syarat untuk mendapatkan izin kerja, kartu keamanan sosial dan surat izin mengemudi.

Dalam setahun ia dapat memohon izin tinggal tetap atau kartu hijau, dan dalam lima tahun ia dimungkinkan mengajukan permohonan untuk mendapat status kewarganegaraan AS.

Onyango telah mengabaikan perintah deportasi pada 2004. Sebaliknya, dia menentang pendeportasiannya di pengadilan dengan memberikan kesaksian bahwa ia menghadapi "kekerasan suku" di kampung halamannya.

Tante presiden AS itu tinggal dengan bantuan masyarakat dan tidak diketahui sumber dananya sendiri.

Kasusnya dimunculkan media AS beberapa hari sebelum Obama memperoleh kemenangan dalam pemilihan bersejarah sebagai presiden pertama Amerika keturunan Afrika pada 2008.

Gedung Putih mengatakan Obama tidak menyadari status ilegal Onyango hingga November 2008.

Gedung Putih juga membantah kesan bahwa tekanan politik mungkin telah mendesak pengadilan tersebut.

Wong menyatakan bahwa Obama tidak mengajukan dukungan tertulis pada suaka Onyango. Kliennya pun mengaku telah memutuskan hubungannya dengan Obama setelah kasusnya terbuka ke publik, katanya.

Onyango adalah saudari tiri almarhum ayah Obama, pria Kenya yang menikahi perempuan kulit putih Amerika.

Onyango pindah ke AS Pada 2000 dan meminta suaka politik dua tahun kemudian namun ditolak. Perintah deportasi terhadapnya keluar tahun 2004.(*)

(Uu.S008/R013/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010