Istambul (ANTARA News/AFP) - Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu pada Selasa mendesak negara-negara Barat untuk tidak melemahkan perjanjian pertukaran bahan bakar nuklir dengan Iran dengan terus membicarakan sanksi baru terhadap Teheran.
"Dengan perjanjian yang ditandatangani kemarin (Senin, 17/5) itu merupakan suatu keputusan penting yang mengarah kepada membangun saling percaya," kata Davutoglu kepada wartawan di Istambul sehari setelah perjanjian itu ditandatangani di Teheran.
"Pembicaraan mengenai sanksi-sanksi baru terhadap Iran akan menimbulkan ketegangan dan pernyataan-pernyataan yang meragukan perjanjian itu dapat memprovokasi opini publik Iran," katanya.
Menlu Davutoglu merupakan salah satu penandatangan perjanjian tersebut bersama timpalannya dari Iran dan Brasil, yang intinya Iran sepakat untuk mengirimkan uranium yang diperkaya ke Turki dalam pertukaran bahan bakar nuklir untuk satu pembangkit Teheran.
Negara-negara Barat menyambut perjanjian itu dengan sikap skeptis dan Amerika Serikat mengatakan pihaknya tidak akan menghentikan upaya pemberlakuan sanksi terhadap Teheran.
Menlu Davutoglu menyerukan semua pihak untuk tidak lagi meragukan komitmen Iran atas perjanjian itu.
Barat selama ini menuduh Iran secara rahasia mengembangkan senjata nuklir, namun Teheran telah berulang kali membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa reaktor nuklirnya semata-mata bertujuan damai.
"Perjanjian itu benar-benar merupakan kemauan politik Iran, langkah yang diambil bersama-sama dengan Turki dan Brasil -- negara-negara yang sangat menghormati masyarakat internasional," ujarnya.
"Kini telah tiba waktunya untuk duduk dan bekerja bersama untuk menciptakan perdamaian, bukan hanya membuat spekulasi-spekulasi atau suara-suara mencurigakan," kata Menlu Turki.(*)
(Uu.M043/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010