"Dana sebesar itu dicadangkan bila terjadi penarikan uang besar-besaran dari para calon kepala daerah atau tim sukses menjelang pelaksanaan pilkada tersebut," kata Pemimpin BI Cabang Bengkulu, Causa Iman Karana, Selasa.
Persiapan dana tersebut juga untuk mengantisipasi beredarnya uang palsu yang dilakukan orang tidak bertagungjawab yang memanfaatkan situasi pilkada, meski sampai kini peredaran uang palsu tersebut masih sangat kecil.
Ia menjelaskan, cadangan uang sebesar itu diambil dari Bank Indonesia (BI) Padang dan Palembang beberapa waktu lalu.
Namun, ia mengemukakan, penarikan uang secara besar-besaran sampai saat ini belum ada baik dari para donatur maupun calon kepala daerah di Bengkulu yang jumlahnya mencapai 24 pasangan bupati dan gubernur.
Peredaran uang dari para calon kepala daerah tersebut, selama ini banyak beredar di daerah lain, terutama untuk mencetak atribut kampanye seperti kaos, tanda gambar dan lainnya.
"Mestinya pengadaan seluruh kebutuhan pilkada tersebut semuannya diadakan di Bengkulu, sehingga peredaran uangnya dirasakan oleh masyarakat setempat," katanya.
Mengenai peredaran uang palsu sekarang sudah ada indikasi, katanya, hal itu terbukti dua tersangka yang dibekuk polisi sedang mengedarkan uang palsu di lokalisasi Pulau Baai Bengkulu beberapa hari lalu.
Ia mengimbau, seluruh warga Bengkulu agar berhati-hati menerima mata uang pecahan Rp50.000 dan Rp100.000, karena sangat mudah dipalsukan.
Masyarakat jika menerima pecahan uang tersebut dan mencurigai palsu agar melihat dengan diteliti, diraba dan diterawang apakah ada tertera huruf atau yang disebut Tiga D , jelasnya.
(T.Z005/I016/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
kebutuhan logistik pasti banyak dan akan sayang sekali jika dikerjakan di luar daerah (kecuali yang memang tidak mampu dikerjakan oleh masyarakat bengkulu sendiri).
3.3 T = 3.300.000.000.000 rupiah...
thx