Jakarta (ANTARA) - Tennis Australia (TA) diperkirakan akan menghabiskan dana cadangan sebesar Rp834,5 miliar untuk menjalankan pembiayaan kegiatan tenis, termasuk mengeluarkan biaya signifikan untuk menggelar Australia Open selama pandemi COVID-19.
Bos TA Craig Tiley mengatakan organisasinya akan menghabiskan lebih dari Rp417 miliar untuk kegiatan karantina dan keamanan untuk agenda Grand Slam pertama tahun depan, yang juga diperkirakan akan ditunda dari jadwal 18-31 Januari.
"Kami memperkirakan akan menggunakan sebagian besar dana cadangan kami dalam mempertahankan pendanaan untuk turnamen dan kompetisi," kata Tiley dalam laporan Reuters yang melansir surat kabar The Australia, Rabu.
Baca juga: Panpel tunggu pemerintah izinkan peserta Australian Open berlatih
"Sebagai imbas dari biaya ini, kami sedang menjajaki opsi jalur kredit dan/atau pinjaman agar kami bisa mempertahankan keuangan pada saat-saat kritis dan mendukung kami dalam pemulihan dari dampak pandemi setelah subsidi pemerintah berakhir,"
"Kami yakin pemulihan dari pandemi akan memakan waktu hingga lima tahun," katanya menerangkan.
Pengaturan biosekuriti akan melibatkan biaya tambahan dalam mengakomodasi peserta dan rombongan mereka selama karantina wajib selama 14 hari di Australia bagi kedatangan internasional.
Baca juga: Australia Open 2021 berpotensi diundur beberapa pekan
Protokol juga bakal membatasi ukuran kerumunan di Melbourne Park hingga hanya 25 persen dari kapasitas normal selama dua minggu pelaksanaan Australia Open.
Sekitar 800.000 orang diperkirakan menghadiri turnamen itu di bulan Januari.
TA telah berkonsultasi dengan otoritas pemerintah selama berbulan-bulan mengenai protokol COVID-19.
Pelatih tenis terkemuka Dani Vallverdu mengatakan kepada Reuters bahwa para pemain akan absen dari Grand Slam jika tidak dapat berlatih selama karantina karena khawatir akan cedera.
Baca juga: Pemain batal ikuti Australian Open jika tak boleh latihan
Sebuah surat kabar Prancis melaporkan bahwa Australia Open dapat diundur ke jeda 8-21 Februari dan petenis akan diizinkan keluar dari karantina untuk berlatih hingga lima jam sehari.
Pada hari yang sama TA mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan untuk menyelesaikan rincian protokol sesegera mungkin.
Negara bagian Victoria belum mencatatkan kasus baru COVID-19 selama lebih dari satu bulan setelah pemberlakuan karantina wilayah paksa selama hampir empat bulan untuk memerangi gelombang kedua.
Baca juga: Negara bagian Victoria catat tidak ada kasus COVID-19
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020