Yogyakarta (ANTARA News) - Kelompok Nostalgia menampilkan beragam gaya dan tema karya seni rupa berupa gambar, lukisan, patung, dan karya instalasi dalam suatu nuansa pada pameran bertajuk "Menjawab Tanda Tanya" di Bentara Budaya Yogyakarta.
"Kelompok yang beranggotakan enam seniman, yakni I Made Widya Diputra, I Made Adinata Mahendra, I Gusti Ngurah Arya Udianata, Pande Nyoman Slit Wijaya Suta, Kadek Agus Mediana Adipura, dan Afdal berusaha untuk merealisasikan ide dalam karya," kata Kepala Bentara Budaya Yogyakarta Hermanu di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, untuk merealisasikan ide tersebut tidak mudah. Namun, mereka tetap berusaha keras untuk mewujudkan gagasan dan tumbuhnya harapan dari keterpurukan dengan cara membuat ruang pamer menjadi gelap atau hitam pekat.
"Dalam pameran yang berlangsung hingga 20 Mei 2010 itu mereka menampilkan gambar, lukisan, patung, dan beberapa karya instalasi dalam suatu nuansa, yakni karya-karya tersebut seolah-olah muncul dari kegelapan," katanya.
Ia mengatakan, meskipun berbeda karakter, enam seniman dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu mempunyai semangat yang sama, yakni sebuah pemikiran bahwa apa yang ada di benak mereka kemudian dituangkan dalam sebuah karya.
"Pemikiran itu kemungkinan ada kesamaan dengan pemikiran beberapa orang sehingga para penikmat karya tersebut mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini ada di kepala mereka," katanya.
Menurut dia, persoalan yang disodorkan oleh para seniman itu antara lain kerusakan alam dan sampah yang digarap oleh Afdal dengan baik lewat konsep menggambar di atas kertas. Kemudian persoalan elpiji yang menyedot perhatian rakyat kecil divisualisasikan oleh I Gusti Ngurah Udianta dengan anyaman alumunium.
Persoalan lainnya adalah korupsi yang saat ini sedang hangat dibicarakan, di mana institusi kepolisian sedang disorot habis-habisan, I Made Adinata Mahendra melukiskannya dengan sosok jenderal polisi yang terpancing mulutnya.
"Namun, Kadek Agus Mediana Adiputra berbeda dengan yang lain. Seniman itu menyodorkan pemikiran tentang sesuatu yang berlebihan yang melanda orang-orang kaya, yang membelanjakan uangnya untuk kemewahan dan kenyamanan secara berlebihan," katanya.(ANT/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010