Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Musim penghujan dalam tiga bulan terakhir mempengaruhi tingkat produksi batu bata merah di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah sehingga harga bahan bangunan itu mengalami kenaikan.
Harga batu bata merah belakangan ini Rp450 per biji padahal harga normal hanya Rp350,- per biji, kata salah seorang pengusaha batu bata di Kotawaringin Timur, Iwan, di Sampit, Minggu
Berkurangnya produksi batu bata merah di wilayah tersebut, lantaran dipicu sulitnya proses pencetakan dan pengeringan karena seringnya turun hujan, katanya.
Dikatakannya, akibat sulitnya melakukan pencekatan dan pengeringan proses pengerasan batu bata merah dengan cara membakar juga sering terlambat dan tidak dapat dilakukan karena batu bata yang akan dibakar belum siap.
Menurut Iwan, meski harga batu bata merah mengalami penaikan sebesar Rp100 per bijinya, keuntungan para pengusaha batu bata tidak dapat meningkat karena pengusaha tidak mampu memenuhi permintaan pasaran, sebab stok batu bata di gudang sering kosong.
Dibandingkan dengan musim penghujan, katanya, musim kemarau keuntungan pengusaha lebih besar, karena proses produksi pencetakan dan pengeringan serta pengerasan batu bata merah lebih lancar dan cepat, sehingga seluruh permintaan di pasaran dapat terpenuhi.
"Kondisi seperti ini terjadi setiap satu tahun sekali, yakni setiap musin penghujan, harga batu bata merah akan kembali normal setelah memasuki musim kemarau," katanya.
Selama musim penghujan, penghasilan pengusaha batu bata merah di Sampit menurun sementara upah produksi pencetakan batu bata merah meningkat. Dalam sehari pengusaha hanya mampu menjual sebanyak 15.000 biji hingga 20.000 biji batu bata merah.
Iwan mengungkapkan, kalau pada waktu musim kemarau, dalam satu hari pengusaha batu bata merah di Kabupaten Kotawaringin Timur mampu menjual sebanyak 20.000 hingga 30.000 biji batu bata merah.
"Bahan bangunan jenis batu bata merah sangat dibutuhkan dalam pembangunan gedung, terutama untuk pembangunan gedung sarang walet. Belakangan permintaan batu bata merah di Sampit mengalami peningkatan," terangnya.
Lebih lanjut Iwan mengatakan, harga jual batu bata merah di Kotawaringin Timur sempat anjlok karena kalah bersaing dengan bahan bangunan batu batako apung.
Namun hal itu tidak berlangsung lama, karena harga batu batako apung terlalu mahal, selain itu gedung walet yang terbuat dari batu batako apung menyebabkan ruangan sarang walet terlalu panas sehingga kurang di sukai oleh burung walet.
"Membaiknya kembali harga jual batu bata merah di Kotawaringin Timur, diharapkan dapat meningkatkan penghasilan pengusaha dan pekerja batu bata merah," jelasnya. (GR/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010