Batam (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mendorong agar pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Bintan masuk dalam program prioritas nasional.
Pjs Gubernur Kepri Bahtiar mengatakan pembangunan jembatan itu sudah masuk dalam proyek strategis nasional, dan kini tengah didorong untuk menjadi program prioritas nasional.
"Makanya hari ini juga surat dibuat, besok surat kami layangkan. Melaporkan kepada Presiden tentang perkembangan rencana pembangunan jembatan ini, yang sudah lama direncanakan masyarakat dan tokoh," katanya saat meresmikan titik awal rencana pembangunan Jembatan Batam- Bintan, di kawasan Punggur, Batam, Kepulauan Riau, Selasa.
Pembangunan jembatan yang menghubungkan dua pulau dengan status Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas itu merupakan komitmen Presiden Joko Widodo dalam kampanye Pilpres tahun lalu. Karenanya Pemprov Kepri mendorong agar bisa menjadi program prioritas.
Baca juga: Investor luar negeri sudah lama tertarik bangun jembatan Batam-Bintan
Menurut dia, model persiapan pembangunan jembatan itu merupakan yang terbaik untuk proyek strategis nasional. Pihaknya melibatkan seluruh instansi dalam pelaksanaannya.
Jembatan itu akan menghubungkan empat pulau, yaitu Pulau Batam, Pulau Tanjungsauh, Pulau Buau dan Pulau Bintan.
Jembatan itu rencananya menjadi yang tertinggi di Indonesia, yaitu mencapai 40 meter di atas permukaan laut saat pasang tertinggi. Bahkan, jembatan itu dirancang agar bisa dilalui KRI Dewa Ruci.
Baca juga: Pemprov Kepri siapkan pembebasan lahan jembatan Batam-Bintan
Ia optimistis, bila jembatan itu terbangun, maka akan meningkatkan ekonomi di dua pulau. Desain bangunannya pun mampu memikat pelancong dalam dan luar negeri.
Bahkan, apabila saat ini warga Batam membeli rumah dengan pertimbangan pemandangan Singapura, maka ke depan ia optimistis warga Negara Singa akan membeli hunian dengan panorama jembatan.
"Kalau lancar, tiga tahun lagi Kepri punya jembatan yang indah," kata dia.
Baca juga: Jembatan Batam-Bintan jadi yang tertinggi di Indonesia
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020