Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) SriSultan Hamengku Buwono X mengatakan, Keluarga yang sejahtera, tangguh dan berkualitas yakni keluarga kecil yang dapat menerapkan konsep "saling", yakni saling menyayangi dan mempercayai, menghormati dan menghargai kedudukan dan profesi anggota. "Dengan demikian, pada akhirnya bisa menumbuhkan suasana kehidupan keluarga harmonis, dan sebagai kunci keberhasilannya adalah suri tauladan orang tua," kata Sri Sultan HB X saat melantik Pengurus Tim Penggerak PKK Provinsi DIY Periode 2008-2013 di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Sabtu. Selaku Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK Provinsi DIY, Sri Sultan HB Xmenambahkan, penyadaran bagi para kader penggerak PKK terhadap misi "Pemberdayaan dan Kesejahteraan Rakyat" perlu terus-menerus dihidup-hidupkan sejalan dengan usaha peningkatan mutu kader PKK. Para kader PKK harus mengambil peran untuk mendorong kehidupan keluarga yang sehat sejahtera, terutama melalui upaya pembinaan ibu-ibu rumah tangga melalui jalur keluarga. Dengan demikian, hendaknya PKK tetap berjalan sebagai suatu gerakan terorganisir yang dapat diikuti dan dilaksanakan oleh setiap keluarga. Karenanya, untuk bisa memperbaiki kondisi keluarga Indonesia supaya menjadi keluarga tangguh, perlu perhatian dan upaya serta keberpihakan pada rakyat kecil. Untuk itu, sasaran program PKK haruslah rakyat kecil dengan lini terkecilnya yakni keluarga. "Untuk itu, permasalahan di masyarakat tingkat bawah adalah soal ekonominya yang lemah, patutlah kiranya mendahulukan upaya mewujudkan kondisi keluarga yang sejahtera itu lewat pemberdayaan ekonomi keluarganya," kata Sultan HB X. Menurut dia, seringkali aspek ekonomi menjadi kendala utama terwujudnya keluarga yang tangguh. Padahal, tidak bisa dipungkiri, keluarga merupakan lingkungan utama tempat terbentuknya kepribadian sekaligus pranata sosial pertama yang mengemban fungsi strategis dalam membekali anak untuk tumbuh dan berkembang. Di dalam keluarga pula, terjadi proses persemaian nilai-nilai moral, agama, kemanusiaan, kebangsaan dan keadilan sosial, yang pada gilirannya, kesemua itu akan menentukan kondisi masyarakat, bangsa dan negara menjadi tangguh pula,katanya. Menyinggung masih tingginya keluarga miskin di Indonesia,ia mengatakan kondisi yang memperihatinkan itu makin diperparah dengan bertambahnya angka pengangguran, anak putus sekolah, gizi buruk balita, kemunculan berbagai penyakit menular, kekerasan dalam keluarga, penggunaan narkotika dan zat aditif lainnya di kalangan remaja, kasus HIV/AIDS serta yang terakhir adalah bencana alam.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009