Semarang (ANTARA News) - Sensus penduduk 2010 khusus tunawisma di Kota Semarang yang dilakukan puluhan petugas sensus dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, minggu dini hari, diwarnai ketegangan.
Ketegangan terjadi saat petugas melakukan sensus penduduk khusus tunawisma di Jalan Wahid Hasim Semarang atau yang dikenal dengan nama kawasan Kranggan.
Seorang tunawisma yang diketahui bernama Tarno, asal Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur tersebut terlihat terkejut ketika didatangi petugas untuk dimintai data-data yang diperlukan.
Tidak lama kemudian, tunawisma yang baru dibangunkan dari tidurnya tersebut mengambil alat yang disebut "ganco" yakni sepotong besi melengkung yang biasa digunakan untuk mengais barang-barang bekas serta langsung mengacungkannya ke arah petugas dan wartawan yang meliput.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, beberapa petugas sensus terpaksa meringkus yang bersangkutan dan merebut "ganco" yang dibawanya.
Dalam sensus penduduk khusus tunawisma ini, petugas sensus yang jumlahnya terbatas tersebut dibagi menjadi tujuh tim dan disebar ke sejumlah penjuru Kota Semarang.
Dengan sikap sopan, petugas sensus menanyakan data-data yang diperlukan untuk mengetahui jumlah penduduk Indonesia.
Kepala BPS Jateng Lukito Praptoprijoko yang ikut dalam sensus tersebut mengatakan, ada beberapa kendala yang dihadapi pihaknya saat melakukan sensus penduduk khusus tunawisma ini.
"Kendala dari petugas sensus adalah kesulitan mengetahui posisi dimana para tunawisma tersebut berada dan dari sisi responden yaitu kesulitan berkomunikasi serta kemungkinan rasa takut menghadapi petugas," katanya.
Menghadapi kendala tersebut, katanya, petugas sensus telah diberi pelatihan dan pemahaman agar dapat melaksanakan tugas-tugasnya.
Menurut dia, yang membedakan sensus khusus tunawisma dengan sensus penduduk yang bertempat tinggal tetap hanya pertanyaan yang diajukan cukup sederhana.
"Kalau dengan masyarakat yang bertempat tinggal tetap, kami mencoba mencari tahu hampir semua karakteristik terkait kependudukan, sedangkan pertanyaan yang diajukan dalam sensus khusus tunawisma ini hanya menyangkut nama, umur, tempat asal dan jenis kelamin," ujar Lukito. (WSN/K004)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010