Amsterdam (ANTARA News/Reuters) - Anak Belanda yang menjadi satu-satunya penumpang selamat dalam kecelakaan pesawat Libya di Tripoli,12 Mei lalu, sudah kembali ke negaranya, Sabtu.

Pesawat ambulans Libya yang membawa Ruben Van Assouw tiba di Bandar Udara Eindhoven selatan, kata seorang saksi mata.

Anak lelaki berusia sembilan tahun asal Kota Tilburg itu pulang ke Belanda setelah dia diberitahu tentang nasib kedua orang tua dan saudara laki-lakinya yang tewas bersama 103 orang penumpang lainnya.

Dalam penerbangan pulang itu, dia ditemani seorang dokter Libya, serta bibi dan pamannya.

"Kondisinya kini baik. Dia bicara. Dia mengalami kemajuan yang sangat baik," kata Dokter Spesialis Tulang Libya, Sadig Bendala, sesaat sebelum pesawat yang membawa Van Assouw meninggalkan Tripoli.

Sadig Bendala adalah ketua tim dokter yang merawat Van Assouw.

Anak Belanda itu mengalami beberapa keretakan tulang akibat kecelakaan pesawat Maskapai penerbangan Afriqiyah Airways saat mendarat di Bandara Internasional Tripoli Rabu lalu itu.

Pesawat naas A330-200 itu mengalami kecelakaan dalam penerbangan dari Johannesburg, Afrika Selatan, ke ibukota Libya, Tripoli.

Putra Pemimpin Libya Moammar Khaddafi, Saif al Islam, memuji keselamatan Ruben Van Assouw sebagai satu "mukjizat Ilahi".

Kepergian Van Assouw ke Afrika Selatan bersama kedua orang tua dan abangnya yang berusia 11 tahun adalah untuk liburan keluarga.

Dalam kecelakaan itu, Belanda kehilangan 70 orang warganya, termasuk ayah, ibu, dan abang Van Assouw.

Pihak keluarga Van Assouw menyampaikan terima kasih kepada para pejabat pemerintah dan tim medis namun meminta media agar menghormati privasi mereka.

"Kami dihadapkan pada dua kedukaan sekaligus karena Ruben berada dalam situasi sulit tapi kami juga kehilangan sanak saudara, abang dan kakak serta kemenakan kami Enzo."

"Masa depan akan terasa sulit bagi kami," kata keluarga Van Assouw dalam pernyataannya.

Sejak hari kejadian, tidak satupun jenazah korban kecelakaan pesawat ini yang telah dikirim keluar Libya.

Pihak berwenang setempat mengatakan mereka sedang menunggu kedatangan pihak keluarga korban untuk membantu tim identifikasi mengenali mayat saudara mereka, termasuk rekam medis dan DNA. (R013/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010