Dengan adanya infrastruktur ini distribusi listrik yang dihasilkan PLTMG di Arar bisa meluas

Jayapura (ANTARA) - PT PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Papua mulai mengoperasikan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV GI Aimas dan Gardu Induk (GI) Sorong dengan melaksanakan uji pemberian tegangan pada Jumat (27/11).

Reisal Rimtahi Hasoloan General Manager PLN UIP Papua di Jayapura, Selasa, mengatakan kedua proyek tersebut ditujukan untuk mendukung peningkatan aktivitas ekonomi di Sorong yang semakin pesat.

"Dengan adanya infrastruktur ini distribusi listrik yang dihasilkan PLTMG di Arar bisa meluas, sehingga dapat memenuhi kebutuhan listrik pelanggan di pusat Kota Sorong," katanya.

Menurut Reisal, jaringan transmisi tidak berhenti di GI Sorong, tetapi dilanjutkan hingga GI Rufey di Kelurahan Tampa Garam, sehingga distribusi listriknya dapat mencapai bagian utara Kota Sorong, adapun GI Rufey dan SUTT-nya kini sedang dikerjakan.

"GI Sorong yang terletak di Kelurahan Giwu, Distrik Klaurung, Kota Sorong, merupakan gardu induk kedua yang telah beroperasi di Sorong setelah GI Aimas di Kelurahan Malawili," ujarnya.

Dia menjelaskan uji pemberian tegangan GI Sorong menjadi satu paket dengan tes pembebanan terhadap SUTT GI Aimas-GI Sorong 150 kilo Volt (kV) di mana GI dan SUTT ini merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Kampung Arar.

"PLTMG tersebut sudah menyuplai daya listrik sebesar 10 Mega Watt (MW) ke GI Aimas melalui SUTT 150 kV PLTMG-GI Aimas, kemudian nantinya pada tahap awal GI Sorong akan menyerap kurang lebih sebesar 6 MW melalui SUTT 150 kV GI Aimas-GI Sorong, dari kedua jaringan transmisi tersebut, total sebanyak 77 tower SUTT membentang dari Kampung Arar hingga Kelurahan Giwu sepanjang 50.59 kilometer sirkuit (kms)," katanya lagi.

Senada dengan Reisal Rimtahi Hasoloan, Benny Susanto Manajer PLN Unit Pelaksana Proyek (UPP) Papua Barat mengatakan sistem jaringan SUTT pertama di Provinsi Papua Barat ini mulai dibangun pada 2018 dan ditargetkan beroperasi penuh pada tahun depan di mana dalam proses pembangunan transmisi ini, tantangan terbesar yang dihadapi PLN adalah kondisi geografis yang berbukit-bukit.

"Hal tersebut membuat mobilisasi material menjadi lebih sulit dilakukan, terlebih lagi kami harus melakukan penyesuaian teknis berupa pembangunan dinding penahan tanah agar tower-tower tersebut kokoh berdiri, di sisi lain, adanya pandemi COVID-19 juga membuat kedatangan tenaga kerja terhambat karena dampak dari ditutupnya akses masuk ke Kota Sorong," katanya.

Sekadar diketahui, PLN terus membangun jaringan transmisi dan distribusi guna menyalurkan listrik dari pembangkit ke pelanggan, di mana secara nasional, hingga akhir semester pertama 2020, jaringan transmisi khususnya untuk evakuasi daya pembangkit yang telah beroperasi mengalami peningkatan sepanjang 950,9 kms, dan penambahan kapasitas Gardu Induk sebesar 2.890 Mega Volt Ampere (MVA).

Baca juga: PLN genjot program 35.000 MW di Papua Barat
Baca juga: PLN jamin keamanan pasokan listrik selama PON Papua 2021

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020