"Yang terpapar 25 (orang), tapi belum itu semua. Itu baru yang ikut tes usap (swab) awal, terus kemarin diusap lagi," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani saat dihubungi wartawan di Garut, Senin.
Ia menuturkan hasil pemeriksaan awal, 25 orang positif COVID-19 di RSUD Pameungpeuk dan mayoritas tenaga kesehatan, selanjutnya mereka diisolasi untuk menjalani perawatan medis.
Adanya kluster rumah sakit di wilayah selatan Garut itu, kata dia, membuat manajemen rumah sakit terpaksa menutup pelayanan kesehatan sampai batas belum ditentukan untuk mencegah penularan wabah COVID-19.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 meninggal dunia di Garut capai 32 orang
Baca juga: Ruang isolasi pasien COVID-19 di RSUD Garut hampir penuh
"Penutupan sejak tanggal 26 (November), kalau tidak salah. Sampai kapan, belum tahu karena hasilnya belum semua keluar," kata Leli.
Ia menyampaikan seluruh pasien yang sebelumnya mendapatkan perawatan medis di rumah sakit itu tetap dilanjutkan dan dilakukan tes usap termasuk seluruh karyawan RSUD juga untuk mendeteksi penyebaran virus.
Masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan, kata dia, sementara dialihkan ke rumah sakit lain yang terdekat di wilayah Garut.
Terkait awal penularan itu, ujar dia, belum diketahui karena bisa juga dari pasien maupun dari karyawan, apalagi yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebagian besar tidak menunjukkan gejala.
"Ada sih yang bergejala, tapi kebanyakan OTG (orang tanpa gejala) selain tenaga kesehatan ada juga petugas administrasi," katanya.
Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Garut mencatat secara akumulasi kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 1.877 orang, terdiri dari 1.187 orang sudah dinyatakan sembuh, dua orang isolasi mandiri, 645 orang isolasi di rumah sakit, dan 43 orang meninggal dunia.*
Baca juga: DPRD Garut minta rumah sakit swasta tangani pasien COVID-19
Baca juga: Tambah dua, pasien COVID-19 meninggal di Garut-Jabar naik 25 orang
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020