Kuala Lumpur (ANTARA) - Menteri Sains Teknologi dan Inovasi Malaysia Khairy Jamaluddin menegaskan penggunaan vaksin corona mRNA (messenger RNA) untuk mencegah penularan COVID-19 tidak akan mengubah DNA.

Khairy Jamaluddin mengemukakan pendapatnya itu di parlemen, Senin, ketika menjawab pertanyaan anggota parlemen Sungai Pelek dari Partai DAP, Ronnie Liu, yang menuduh vaksin mRNA akan mengubah DNA seseorang.

"Di dalam sel kita, mRNA adalah molekul sementara yang dibuat dari DNA genom kita sebelum diterjemahkan menjadi protein. Ini pada dasarnya adalah pesan jangka pendek dan sementara," ujar politikus UMNO tersebut.

Dalam hal ini, ujar mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga tersebut, pesan sementara tersebut menginstruksikan tubuh untuk menghasilkan salah satu protein di permukaan virus corona.

"Sistem kekebalan kemudian akan belajar mengenali protein virus dan memproduksi antibodi untuk melawannya. Hanya itu yang dilakukan oleh vaksin mRNA. Itu tidak mengubah DNA Anda," katanya.

Ketika menanggapi pertanyaan apakah Lembaga Kemajuan Islam (Jakim) akan menyetujui vaksin tersebut, Khairy mengatakan Jakim adalah bagian dari Komite Khusus Persediaan Vaksin COVID-19 (JKJAV) yang menilai vaksin COVID-19.

Khairy menjelaskan Menteri di Kantor Perdana Menteri (Urusan Agama) Dr Zulkifli Mohamad Al-Bakri menjelaskan Muzakarah (Konferensi) Dewan Fatwa Nasional akan mempelajari dan membahas masalah tersebut.

"Anggota parlemen juga mempertanyakan siapa yang akan membayar untuk vaksin tersebut. Jika dia membaca di luar tajuk utama pengumuman, dia akan melihat perdana menteri telah berjanji bahwa pemerintah akan mendanai program vaksinasi COVID-19 untuk Malaysia dengan target awal 70 persen dari populasi kita untuk mencapai kekebalan," katanya.

Dia menegaskan pemerintah Malaysia telah menyisihkan setidaknya RM3 miliar semata-mata untuk tujuan tersebut.

Tentang penetapan harga vaksin Pfizer, dia mengatakan tercakup dalam perjanjian kerahasiaan karena setiap negara bernegosiasi langsung dengan perusahaan farmasi tersebut.

"Cukuplah dikatakan bahwa kami puas dengan persyaratan dan harga yang telah kami sepakati. Persyaratan yang kami capai melindungi kepentingan Malaysia baik secara finansial maupun terkait dengan keamanan vaksin," katanya.

Dia mengatakan secara pasti dirinya dapat mengonfirmasi bahwa harga vaksin itu pasti kurang dari RM100 (Rp347 ribu) per dosis seperti yang diperkirakan oleh anggota parlemen.

Baca juga: Malaysia diperkirakan terima vaksin Pfizer pada kuartal pertama 2021

Baca juga: Malaysia masuk daftar negara utama penerima vaksin COVID-19 dari China

Baca juga: Malaysia bayar uang muka vaksin RM94,08 juta

Perkembangan vaksinasi COVID-19 dari Kemenkes dan BPOM

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020