Samarinda (ANTARA News) - Seorang bayi di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), lahir tanpa batok kepala. Kelahiran bayi pada Rabu dinihari, 12 Mei 2010 itu dibantu seorang bidan di Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran, dan dirujuk ke RSUD AW. Sjahranie Samarinda sekitar pukul 04.50 Wita dan bayi itu akhirnya meninggal Jumat siang sekitar pukul 14.00 Wita.
"Bayi itu baru saja meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan intensif di ruang bayi," ungkap Humas RSUD AW. Sjahranie Samarinda, dr. Nurliana Adriati Noor, Jumat.
Bayi yang tidak memiliki tempurung kepala (Anenchepaly) atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah anenchepalus atau anenchepal itu otaknya berada di luar kepala.
"Peluang untuk hidup bayi dengan kondisi anenchepaly atau sering juga disebut sebagai penderita numpang otak sangat kecil, sebab biasanya hanya bisa bertahan hidup hingga beberapa jam saja," katanya.
"Walaupun akhirnya meninggal, namun bayi yang lahir melalui persalinan bidan dengan berat 2,7 kilogram itu mampu bertahan hidup hingga lebih dua hari," ujar Nurliana.
Bayi penderita numpang otak bukan kasus pertama yang ditangani RSUD AW. Sjahranie Samarinda, katanya.
"Tahun lalu, kami juga menangani kasus serupa, namun kondisinya jauh lebih buruk, sebab hanya mampu bertahan beberapa jam saja. Dalam dunia medis penderita numpang otak termasuk penyakit langka, tetapi di beberapa daerah bahkan di Samarinda sendiri sudah ada beberapa kasus," kata Humas RSUD AW. Sjahranie itu.
Anenchepalus, lanjut dia, bisa disebabkan oleh kekurangan asam folat maupun virus serta kemungkinan faktor genetis dan lingkungan.
"Ada berbagai macam virus yang menjadi penyebabnya seperti virus toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes, atau yang sering di sebut TORCH. Namun, penyebab penyakit itu belum bisa dipastikan sebab bisa juga oleh faktor genetis dari orang tuanya dan lingkungan termasuk asupan gizi yang kurang saat masih dalam kandungan," kata Nurliana Adriati Noor.(*)
(T.A053/S005/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010