Nusa Dua (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono menyatakan, walau berbagai negara dan institusi internasional menjadikan Indonesia sebagai model demokratisasi yang baik di Asia, namun reformasi di berbagai bidang, terutama birokrasi, memerlukan waktu panjang hingga beberapa generasi lagi.

"Indonesia memerlukan pemerintahan yang bisa memberi keuntungan ekonomis dan nonekonomis kepada masyarakatnya sesuai yang diharapkan. Ini penting, dan pemerintahan yang efektif tidak akan tercipta dalam kondisi demokrasi yang masih dalam tahap konsolidasi," katanya, sesaat setelah menerima Buku Pedoman Umum Tata Kelola Publik Yang Baik, di Nusa Dua, Bali, Jumat.

Boediono menerima buku itu dari Ketua Komite Nasional Kebijakan Tata Kelola, Mas A Daniri, dalam satu simposium yang melibatkan para pemangku kepentingan publik, pucuk pimpinan BUMN, birokrat dan para pengamat.

Oleh Boediono, penerbitan buku itu dinilai tepat dan sejalan dengan program kerja dan agenda utama pemerintahan SBY-Boediono dalam termin pemerintahan kali ini. "Ini bisa membantu kita semua untuk menegakkan tata kelola publik yang handal dan bersih. Terima kasih," katanya dari podium.

Buku itu sendiri bukanlah buku yang memiliki kekuatan hukum mengikat untuk dilaksanakan pihak-pihak berkepentingan, melainkan mengetengahkan hal-hal yang sepatutnya dilaksanakan jika negara ini ingin menuju tata kelola publik yang semakin mantap, sesuai kaidah internasional, dan menjawab kepentingan publik atas peran dan fungsi penyelenggara negara.

Menurut Boediono, buku setebal 40 halaman hasil buah pikiran para pucuk pimpinan BUMN, petinggi birokrasi, dan pemangku kepentingan lain, sangat tepat disebarluaskan kepada masyarakat umum.

Sekalipun sasaran utamanya adalah para penyelenggara negara, namun buku itu juga ditujukan kepada masyarakat umum sebagai "pemegang saham" utama negara ini, ucapnya.

Dalam sejarah nasional, periode dasawarsa `50-an adalah masa ujicoba berbagai model demokrasi yang saat itu dipercaya bisa menyelesaikan berbagai permasalahan nasional. "Namun kenyataan berbeda, jarang sekali ada kabinet yang usianya memasuki tahun kedua. Kuncinya adalah tata kelola negara yang baik," katanya.

Elit Politik

Salah satu hal penting menuju birokrasi pemerintahan yang efektif saat ini, kata Boediono, adalah kesepakatan dari para elit politik untuk bersama-sama patuh pada komitmen dasar bahwa demokrasi itu harus demi kepentingan rakyat secara umum.

Menurutnya, ada tiga prakondisi yang harus terjadi menuju pemerintahan efektif, mulai dari stabilitas politik dan keberlanjutannya, birokrasi efektif, hingga program kerja yang rasional yang berujung pada pembangunan nasional.

"Para elit politik harus sama-sama sepakat tentang ketiga prasyarat itu. Mereka juga harus sepakat untuk `bermain` berdasarkan aturan dan jalur berdemokrasi yang seharusnya," katanya.

Dalam hal itulah, kata Boediono, Indonesia segera menyusun Cetak Biru reformasi birokrasi secara konsisten dan bisa diterapkan sepanjang waktu. Dukungan politik dari berbagai pemegang kepentingan nasional juga menjadi satu hal mutlak agar Cetak Biru itu bisa diterapkan.

A037/P004/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010