Korban bernama Agus Sumardiantoro (24) dan Alim Biyono (31) tersebut ditemukan warga dan Possek setempat dalam kondisi memprihatinkan dengan tubuh kaku tertimbun tanah.
"Korban kami temukan pada Kamis sore. Sebab laporan dari warga kemarin baru kami terima sekitar pukul 15:30 wita," kata Kapolsek Mantewe, Iptu Sigit Rahayudi, Jumat.
Seperti penambang lain, jelasnya, korban membuat terowongan menggunakan linggis dan cangkul sebelum mulai penambangan atau pendulangan emas. Setelah kedalaman mencapai beberapa meter, tiba-tiba runtuh hingga menimbun sekujur tubuhnya.
Korban adalah dua dari tiga pendulang emas di lokasi tersebut. Satu orang diantara bernama Ngasri (45) selamat karena berada diluar torowongan dan melapor ke warga desa usai longsor.
Kedua orang korban langsung dibawa ke luarganya. Tidak ada upaya visum, karena keluarga meminta polisi agar kedua korban bisa dimakamkan saat itu juga. "Karena sudah begitu kami tidak bisa memaksa. Jadi visum terhadap korban tidak kami lakukan," tegas Sigit.
Lokasi penambangan, tambahnya, tepat di daerah Sei Selilau Desa Bulurejo yang letaknya cukup jauh dari perkebun sawit Desa Sukadamai. Jalan yang bisa dilewati hanya berupa jalan setapak sehingga tidak bisa ditempuh menggunakan kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
"Butuh waktu sekitar dua jam untuk sampai ke lokasi tambang, tempat pendulangan emas. Dan upaya efakuasi terhadap korban ditempat itu juga agak sulit," katanya.
Daerah itu cukup rawan dan terkenal berbahaya bagi para penambang yang umumnya masih menggunakan alat tradisional. (*)
ANT/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010