Washington (ANTARA News) - Satu tim ahli biologi internasional telah menemukan pola yang mengerikan mengenai kepunahan populasi kadal akibat naiknya temperatur, dan jika kecenderungan saat ini berlanjut, maka sebanyak 20 persen spesies kadal diramalkan akan punah paling lambat pada 2080.
Studi tersebut dijadwalkan disiarkan Jumat di dalam jurnal Science, sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA.
Para peneliti itu, yang dipimpin oleh Barry Sinervo, profesor ekologi dan biologi evolusi di University of California, Santa Cruz, melakukan survei utama mengenai populasi kadal di seluruh dunia, mengkaji dampak dari kenaikan temperatur pada kadal, dan menggunakan temuan mereka untuk mengembangkan pola ramalan resiko kepunahan.
Model mereka secara tepat meramalkan lokasi khusus di lima benua --Amerika Selatan dan Utara, Eropa, Afrika dan Australia, tempat populasi kadal yang sebelumnya dipelajari sudah punah.
Berdasarkan ramalan mengenai kemungkinan kepunahan lokal, kemungkinan kepunahan spesies diperkirakan sebesar enam persen paling lambat pada 2050 dan 20 persen pada sekitar 2080.
"Kami melakukan banyak pekerjaan di lapangan guna mengabsahkan model tersebut dan memperlihatkan bahwa kepunahan adalah hasil dari perubahan iklim," kata Sinervo. "Tak satu pun dari semua ini disebabkan oleh hilangnya habitat. Semua lokasi ini sama sekali tak terusik, dan kebanyakan hewan tersebut berada di taman nasional atau daerah perlindungan lain."
Para ilmuwan mengatakan karena kepunahan popluasi kadal yang sedang terjadi berkaitan langsung dengan perubahan iklim, maka membatasi produksi karbon dioksida --yang memicu pemanasan global-- sangat penting guna menghindari gelombang kepunahan kadal pada masa depan.
(C003/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010