London (ANTARA News) - Indonesia menegaskan kekerasan bersenjata merupakan salah satu faktor penghambat pencapaian Millennium Development Goals (MDGs).
Pernyataan tersebut disampaikan Letjen Bambang Darmono, Sekjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) selaku Ketua Delegasi RI pada pertemuan Oslo Conference on Armed Violence: Achieving the Millennium Development Goals di Jenewa, kata Minister Counsellor PTRI Jenewa,
Jose Tavares, dalam keterangannya kepada koresponden Antara London, Kamis.
Lebih lanjut, Bambang menyampaikan bahwa upaya pencegahan dan penyelesaian konflik merupakan tanggung jawab pemerintah negara terkait, sehingga bantuan dari negara lain atau institusi internasional hanya dapat diberikan atas persetujuan negara terkait.
Strategi pencegahan kekerasan bersenjata harus memperhatikan karakteristik negara terkait, termasuk kebutuhan, pandangan, dan rekomendasi dari masyarakat serta harus mengatasi penyebab utama konflik.
Bambang menambahkan bahwa upaya untuk mencegah dan meniadakan kekerasan bersenjata sepantasnya tidak digunakan sebagai prasyarat dalam pemberian bantuan pembangunan dan kerjasama internasional.
Komitmen guna memonitor kekerasan bersenjata semestinya juga tidak mengakibatkan tambahan beban yang tidak perlu, terutama bagi negara-negara yang mempunyai keterbatasan sumber daya.
Pertemuan Oslo Conference on Armed Violence bertujuan menegaskan kembali komitmen pencapaian tujuan pada Geneva Declaration on Armed Violence and Development (GDAVD).
Pertemuan juga bertujuan membangun momentum guna memastikan komitmen terhadap pencegahan kekerasan bersenjata dibahas dalam Pertemuan Tingkat Tinggi mengenai MDGs di New York pada bulan September 2010, serta terefleksikan pada strategi MDGs dan pembangunan hingga tahun 2015.
Pertemuan ini mengesahkan Oslo Commitments yang berisi komitmen untuk mencapai pencegahan kekerasan bersenjata secara efektif.
Oslo Commitments mencakup komitmen untuk mendukung pencantuman pencegahan kekerasan bersenjata pada Dokumen Hasil Pertemuan Tingkat Tinggi mengenai MDGs, memonitor kasus dan dampak kekerasan bersenjata pada tingkat nasional dan sub-nasional, mengakui hak para korban kekerasan bersenjata.
Selain itu, pertemuan ini juga memperkuat potensi pembangunan guna mencegah dan meniadakan kekerasan bersenjata, dan memperkuat kerjasama internasional serta pemberian bantuan, termasuk kerjasama Selatan-Selatan.
Oslo Conference dihadiri lebih kurang 100 delegasi di tingkat Menteri, Wakil Menteri, Duta Besar dan perwakilan dari perutusan tetap negara-negara di Jenewa mewakili 108 negara penandatangan GDAVD, serta sejumlah organisasi internasional dan LSM.
Pertemuan diselenggarakan Kementerian luar negeri Norwegia bersama dengan UNDP, dan dipimpin Jonas Gahr St're, Menteri Luar Negeri Norwegia. (ZG/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010