Lebak (ANTARA News) - Keluarga Saptono tersangka terorisme warga Sajira, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten, yang ditembak mati Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Rabu (12/5) di rumah kontrakan di Cikampek, Jawa Barat, belum dilakukan pengambilan tes DNA oleh kepolisian.
"Saya menunggu kepastian dari Polda Banten untuk mengambil tes DNA (deoxyribonucleic acid) di Jakarta," kata Sawal (55), kakak Saptono di kediamannya di Desa Sajira, Kabupaten Lebak, Kamis.
Dia mengatakan, dirinya hanya pasrah jika Saptono adik kandung itu tewas dalam penembakan petugas Densus 88 di salah satu rumah kontrakan di Cikampek.
Namun, kata dia, dirinya ingin jenazah Saptono secepatnya dibawa pulang ke kampung halaman untuk segera dimakamkan di samping kakaknya Jaja Pura Sudarma tersangka teroris yang ditembak mati di Aceh Besar.
Jaja dimakamkan di kampung halaman Desa Sajira, pada 10 Maret 2010. "Saya ingin Saptono dimakamkan di samping Jaja Pura Sudarma," katanya.
Dia juga mengatakan, dirinya hingga kini belum dilakukan pengambilan tes DNA oleh pihak kepolisian untuk memastikan apakah itu benar jenazah adiknya Saptono.
Karena itu, lanjut dia, dirinya masih menunggu kepastian Polda Banten untuk pengambilan tes DNA ke Rumah Sakit Polri di Jakarta.
Sementara itu, Ketua RT 02 Sajira Barat, Desa Sajira, Dade Hidayat mengaku pihaknya sudah musyawarah dengan keluarga Saptono untuk pemakaman jenazah almarhum.
"Kami meminta keluarga Saptono agar tidak mengundang orang luar daerah untuk pemakaman Saptono karena saat Jaja Pura Sudarma banyak orang-orang luar yang mengurus jenazah. Kami minta dihormati adat istiadat kami dalam tata cara pemakaman," katanya.
(U.KR-MSR/Z002/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010