Jakarta (ANTARA) - Beberapa pelari elite mengabaikan kualitas udara yang buruk dan lonjakan kasus virus corona di ibu kota India, Minggu, demi mengikuti Delhi Half Marathon, salah satu event besar olahraga pertama di negara tersebut sejak pandemi dimulai.
Sebanyak 47 pelari profesional mengikuti lomba lari 21-kilometer pada nomor putra dan putri, sementara peserta amatir berlomba antara Rabu dan Minggu untuk menghindari kepadatan berlebih.
Rutenya disemprot dengan bahan kimia untuk meminimalisir efek kabut beracun tahunan di Delhi, yang menyelimuti kota besar itu pada musim dingin akibat polusi lalu lintas dan industri, pembakaran jerami dan suhu dingin.
Indeks kualitas udara -- yang memantau partikel kecil PM2.5 and PM10 yang masuk ke dalam aliran darah dan organ vital -- berada pada 244 dan dalam kategori "buruk", kata Dewan Pusat Pengendalian Polusi, Minggu.
Dokter pekan lalu mengatakan, akan menjadi "bunuh diri" bagi para pelari yang ambil bagian pada kompetisi tersebut mengingat risiko ganda.
Baca juga: Dua ajang besar marathon dunia ditunda gegara virus corona
Baca juga: New York City Marathon tahun ini batal karena COVID-19
Pelari Ethiopia Amdework Walelegn memenangi lomba di kelompok putra dengan catatan waktu 58,53 menit dengan juara tahun lalu Andamlak Belihu hanya beberapa detik di belakangnya.
Catatan waktu terbaik sebelumnya adalah 59,06 yang dicetak oleh pelari Ethiopia Guye Adola pada 2014.
"Jalurnya sangat bagus," kata Walelegn yang dikutip AFP.
"Pada tahun-tahun sebelumnya banyak putaran balik, tapi kali ini datar dan bagus untuk lomba."
Pada kelompok putri, Yalemzerf Yehualaw dari Ethiopia menang dengan catatan waktu 1:04,46 -- juga merupakan rekor -- dengan pelari Kenya Ruth Chepngetich di urutan kedua.
Avinash Sable, yang lolos ke Olimpiade Tokyo pada nomor 3000m halang rintang, adalah pelari India tercepat dalam lomba tersebut dengan rekor nasional 1:00,30.
Baca juga: 9.000 pelari ambil bagian di Shanghai Marathon
Baca juga: Kristina Madsen juara World Marathon Challenge
Baca juga: Tersangkut kasus doping, pemenang Sofia Marathon diskors
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020